Nakita.id - Penyebaran penyakit antraks di Indonesia sudah lama tidak ditemukan.
Namun, penyakit antraks kembali ditemukan di Gunungkidul, Yogyakarta.
Kabar penyakit antraks ini diketahui setelah Kepala Dimas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mendapat laporan.
Baca Juga: Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Melansir dari Kompas.com, laporan ini terkait adanya sapi yang mendadak mati di wilayah Dusun Grogol IV, Desa Bejiharjo, pada Rabu (8/5/2019).
Dari laporan tersebut terdaftar lima sapi dan dua kambing yang terjangkit penyakit antraks.
Mendengar laporan warga, pihak Bambang langsung melakukan pengecekan di lokasi dan mengambil sampel tanah.
Baca Juga: Karena Sering Konsumsi Makanan Ini, Tiba-tiba Ada Hewan Hidup di Dalam Tubuh Pria Ini!
Lalu sampelnya dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVET) Wates Yogyakarta.
"Kami kirim ke laboratorium balai veteriner ternyata postif spora antraks," jelas Bambang.
Pihaknya langsung melakukan langkah antisipasi diantaranya melakukan koordinasi dengan bupati dan Kementerian Pertanian.
Pihak Kementan sudah mengirim 2.500 dosis dalam 48 botol vaksin yang sudah disuntikkan kepada 90 sapi dan 249 kambing.
Selain itu, pihaknya juga terus melakukan pemantauan terhadap hewan ternak yang tidak jauh dari lokasi.
Di sisi lain, pihak dari BBVET Wates, Kementerian Pertanian, dan Dinas Pertanian dan Pangan Propvinsi DIY juga melakukan pengambilan sampel lanjutan.
Baca Juga: Ngeri! Alami Migrain Selama 3 Bulan, Dokter Temukan Hewan Menjijikkan di Dalam Sinus Pasien
Kasi Keswan dan Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul drh Retno Widyastuti mengatakan, dari 5 hewan, diketahui 3 ekor hampir mati dan disembelih.
Dua ekor lainnya lemas dan dikirim ke jagal hewan.
"Yang positif (antraks) sampel punya orang menyembelih dinyatakan postif. Jagal tanahnya negatif. Untuk tanah di tiga yang lain masih dikirim (ke laboratorium) kemarin," ucapnya.
Menurut dokter Retno, Gunungkidul baru pertama kali ditemukan kasus antraks.
Hal ini diduga karena Gunungkidul dikelilingi oleh wilayah endemik antraks.
Lalu lintas ternak terbuka, terjadi wabah penyakit antraks di ring road utara ke Pasar Ternak Siono dan Semanu.
"Belum pernah, terakhir di Kulon Progo 2017. Ini pertama kali muncul dan ini yang kita takutkan. Mudah-mudahan tidak menjalar dan bisa kita lokalisir satu RT saja (RT 3 grogol 4),"jelasnya.
Dinas Pertanian dan Pangan bersama Pemerintah Kabupaten Gunungkidul besok akan mengambil langkah terkait penutupan keluar masuk hewan ternak di wilayah Desa Bejiharjo, Karangmojo.
Baca Juga: Jangan Tertipu Tampilan, Hewan Berbulu yang Tampak Menggemaskan Ini Ternyata Sangat Berbahaya
Pengertian penyakit antraks
Melansir dari World Organisation For Animal Health, Antraks adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri pembentuk spora Bacillus anthracis.
Nama bakteri berasal dari kata Yunani untuk batu bara, karena borok dengan pusat gelap yang berkembang di kulit orang yang terkena.
Antraks terjadi di semua benua dan umumnya menyebabkan kematian yang tinggi, terutama pada herbivora domestik dan liar serta sebagian besar mamalia dan beberapa spesies burung.
Penyakit ini adalah zoonosis yang serius, artinya dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Bakteri menghasilkan racun yang sangat kuat, yang bertanggung jawab atas efek buruknya.
Spora antraks yang sangat tahan dapat bertahan di lingkungan selama beberapa dekade, membuat pengendalian atau pemberantasan penyakit sangat sulit.
Jika Moms menemukan luka dengan pusat gelap di kulit segera periksakan ke dokter karena terdapat kemungkinan terkena penyakit antraks.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Kompas.com,World Organisation For Animal Health |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR