Perangkat yang telah tersedia untuk otomatisasi berbagai konten dan pengelolaan media sosial dapat dimanfaatkan dengan lebih maksimal.
Peran PR pada level dasar/entry-level mungkin menjadi yang pertama yang benar-benar menghilang dan tergantikan dengan AI.
Hal ini menjadi tantangan bagi para fresh graduate yang baru bergabung di industri PR.
PR professional perlu menemukan cara-cara baru yang dapat memberi nilai bagi perusahaan, klien atau stakeholder, dengan memanfaatkan platform dan perangkat baru serta mengembangkan value chain dari profesi PR dan komunikasi.
Baca Juga: Manfaat Rebusan Ketumbar: Efektif Kecilkan Lingkar Pinggang Secara Alami!
Keterampilan dasar PR dianggap paling terkait dan yang pertama kali digantikan oleh AI; sedangkan kemampuan dan atribut yang lebih spesifik dan strategis yang memberikan kualitas dan integritas akan lebih sulit untuk diotomatisasi dengan AI.
Menurut Ibu Nurlaela, diperlukan dialog yang lebih intensif, dengan kalangan akademisi, pemerintah, organisasi profesi untuk lebih lanjut mendiskusikan dampak yang lebih besar dari AI terhadap profesi PR.
Jadi, bila Moms mempunyai kerabat atau ponakan yang bercita-cita menjadi PR, lebih baik segera disiapkan dengan bekal utama yang dibutuhkan menjelang masa AI.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR