Nakita.id- Sungguh tragis, kini mimpi remaja asal Tangerang untuk menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) pupus sudah.
Seharusnya, Aurellia Qurrota Ain akan menjadi calon pembawa baki bendera pada 17 Agustus 2019 nanti.
Sayangnya, siswi kelas XI MIPA 3 dari SMA Islam Al Azhar itu meninggal dunia sebelum sempat menjalankan tugasnya menjadi bagian dari Paskibraka kota Tangerang.
Diketahui, Aurellia menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis (1/82019) ketika berada di kediamannya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie mengungkap duka cita mendalam dari meninggalnya Aurellia Qurrota Ain.
Melalui akun Instagram @benyamindavnie, ia mengunggah ucapan duka cita.
Benyamin juga mengatakan bahwa semasa hidup almarhum dikenal sebagai pribadi yang aktif dan ceria.
"Namanya Aurel Qurrota Ain.
Almarhumah adalah Paskibraka Kota Tangerang Selatan yang seharusnya pada Tanggal 17 Agustus 2019 nanti membawa baki Sangsaka Merah Putih pada Upacara Hari Kemerdekaan RI yang Ke-74 Tingkat Kota Tangerang Selatan.
Harapan itu pupus karena Allah SWT lebih sayang kepada Almarhumah.
Almarhumah dipanggil Sang Pencipta disaat sedang bersemangat mengejar impian yang menjadi kebanggaannya.
Saya sangat bersedih ketika mengetahui bahwa Almarhumah adalah anak yang aktif, ceria, dan tidak pernah sakit selama mengikuti Diklat Paskibraka.
Malah Almarhumah dijagokan oleh senior dan teman seangkatannya untuk membawa Bendera Kebanggaan Rakyat Indonesia.
Hari ini, para senior, kerabat dan segenap masyarakat Kota Tangerang Selatan kehilangan sosok Putri Terbaik yang menjadi kebanggaan kita semua.
Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un. Mari kita sejenak berdoa agar Almarhumah diberikan tempat terbaik oleh Allah SWT. Aamiin.
*mohon izin kepada keluarga untuk memposting foto Almarhumah. *Admin," tulisnya.
Namun paman almarhum, Romi sempat bercerita detik-detik terakhir Aurellia sebelum ambruk dan meninggal dunia.
Saat itu, Aurellia dan keluarga tengah berkumpul di rumah untuk merayakan ulang tahun sang nenek.
Keluarga sudah menyadari ada yang berbeda dari Aurellia meski ia juga ikut berkumpul bersama yang kala itu terlihat pucat pasih.
"Mukanya itu pucat banget, seperti kelelahan. Padahal dia (Aurel) tidak memiliki riwayat penyakit," ucapnya.
"Dia pun tak mengeluhkan apa-apa. Tapi kami lihat dia ini sangat keletihan karena ikut Paskibra," kata Romi.
Keesokan harinya, yakni pada Kamis (1/8/2019) subuh, Aurellia mendadak ambruk dan membuat keluarga panik.
"Tiba-tiba saja dia langsung roboh tadi pagi. Jatuh di rumah. Dan setelah dibawa ke rumah sakit, dia dinyatakan sudah meninggal dunia," ungkap Romi.
Romi menyebut, Aurel sempat bercerita dengan adiknya yakni Atarisa. Aurel dan Atarisa merupakan adik kakak usianya hanya terpaut dua tahun.
"Dia cerita ke adiknya, katanya dipukuli oleh seniornya di Paskibra. Tubuhnya juga lebam-lebam," beber Romi.
Karenanya, pihak keluarga meminta Pemerintahan Kota Tangerang Selatan menindak lanjuti permasalahan ini.
"Saya minta kepada Dispora Tangsel usut kasus ini," ujar Romi
"Kalau tidak ditangani masalah ini, kami berencana melaporkan kepada pihak berwajib," kata Romi.
Pihak kelurga menduga putrinya menjadi korban perploncoan dan dianiaya seniornya di Paskibra.
Pasalnya, Romi yang merupakan paman Aurellia mengatakan kalau jasad Aurellia dipenuhi lebam biru.
Bahkan Romi juga ingat kalau Aurellia pernah bercerita dirinya dipukul oleh seniornya di Paskibraka.
Romi mewakili pihak keluarga menuntut agar pemerintah Kota Tangerang Selatan menindak lanjuti kasus kematian keponakannya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Instagram,tribunnews |
Penulis | : | Safira Dita |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR