Nakita.id - Asfiksia neonatorum merupakan kondisi yang sulit diprediksi atau dicegah.
Ini penyebab utama kerusakan otak dan kematian pada bayi di seluruh dunia.
Diperkirakan 900.000 bayi meninggal setiap tahunnya, karena asfiksia neonatorum.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, sebagian besar kematian ini terjadi di negara-negara berkembang.
Baca Juga: Hindari Kematian Bayi Mendadak, Ini Manfaat AC atau Pendingin Ruangan Bagi Si Kecil!
Diagnosis dini dan perawatan segera dari kondisi ini sangat penting untuk menyelamatkan bayi dan meminimalkan komplikasi.
Asfiksia neonatorum merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika bayi tidak mendapatkan cukup oksigen selama proses kelahiran dan ini dapat berakibat fatal.
Didiagnosis asfiksia neonatorum.
Dilansir dari heatline.com bayi akan menerima apgar skor sekitar 1 hingga 5 menit setelah lahir.
Sistem penilaian ini memiliki 5 faktor yaitu pernapasan, nadi, respon terhadap stimulus, bentuk otot, warna kulit.
Setiap factor akan meliliki skor 0,1,2 tergantung kondisi.
Total skor tertinggi dari ke 5 faktor itu ialah 10 yang menandakan bayi sehat.
Jika bayi memiliki skor rendah ia berisiko lebih tinggi untuk terkena asfiksia neonatorum.
Baca Juga: Bayi Rewel Saat Sedang Menyusu? Bisa Jadi Ini Penyebabnya, Moms Wajib Tahu!
Dokter dapat memeriksa darah bayi untuk melihat kadar asam yang tinggi. Ini dapat menunjukan rendahnya oksigen pada bayi.
Selain itu dokter juga dapat memeriksa jantung, hati, dan ginjal bayi, apakah dalam keadaan normal atau tidak.
Penanganan asfiksia neonatorum.
Sebelum ibu memulai persalinan dokter dapat berupaya agar ibu dapat menerima oksigen tambahan sebelum melahirkan untuk meningkatkan oksigenasi sebelum bayi lahir.
Persalinan secara sesar merupakan tindakan pencegahan atau penyelamatan bagi ibu yang persalinannya sulit.
Setelah lahir, bayi dengan kondisi ini mungkin memerlukan ventilasi untuk mendukung pernapasan dan tekanan darah bayi.
Baca Juga: Jangan Disepelekan! Sering Kontraksi Sebabkan Janin Kekurangan Oksigen
Menjaga bayi tetap hangat juga terbukti mengurangi efek berbahaya.
Dokter juga akan memantau tekanan darah dan asupan cairan bayi untuk memastikan mereka mendapatkan oksigen yang cukup.
Beberapa bayi dapat mengalami kejang akibat asfiksia neonatorum.
Dokter harus merawat bayi dengan hati-hati untuk menghindari cedera akibat kejang.
Source | : | healthline.com |
Penulis | : | Ayu |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR