Nakita.id - Sudah menjadi rahasia umum bahwa saffron memiliki manfaat yang luar biasa untuk tubuh.
Banyak orang yang telah membuktikan khasiatnya itu.
Saffron aman dan baik dikonsumsi untuk anak-anak, remaja, hingga wanita hamil asalkan dengan dosis yang tepat ya, Moms.
Saffron adalah bagian dari bunga crocus yang berbunga pada saat musim gugur.
Sekitar 100.000 bunga saffron diperlukan untuk mengumpulkan 1 kg rempah-rempah saffron, sehingga tak heran jika saffron merupakan salah satu rempah termahal untuk diproduksi.
Baca Juga: Moms, Ajarkan Si Kecil Mencuci Tangan dengan Cara Menyenangkan Ini
Meskipun saffron dibandrol dengan harga yang mahal, banyak orang yang tertarik menonsumsinya agar mendapat sejuta manfaat dari saffron yang dijuluki 'rempah emas' ini.
Karena saffron semakin populer, banyak toko atau jasa yang menjual saffron.
Namun yang membuat jengkel adalah ada oknum yang memanfaatkan kesempatan dengan menjual saffron palsu demi keuntungan pribadi lo, Moms.
Tentunya saffron palsu tersebut pasti mengandung bahan-bahan yang berbahaya, apalagi untuk wanita yang sedang hamil.
Penting untuk mendapatkan saffron asli dan hanya dari sumber tepercaya.
Mengingat betapa bahayanya jika mengonsumsi sesuatu yang palsu, termasuk saffron, berikut tes untuk menguji apakah saffron yang Moms beli asli atau palsu, mengutip dari Phys:
1. Deteksi bau, rasa, dan warnanya
Leicester, platform Universitas untuk pendapat akademis, Profesor Heslop-Harrison mengatakan bahwa salah satu cara untuk mengetahui saffron asli atau palsu adalah baunya yang berbeda.
Saffron palsu hampir tidak memiliki aroma, sedangkan saffron yang asli akan memiliki bau yang khas meskipun hanya mengambil bagian terkecilnya untuk sampel.
Aroma saffron asli mirip dengan aroma madu dan jerami.
Selain itu, saffron yang asli memiliki rasa pahit dan sedikit astringen ketika diletakkan di lidah.
Sedangkan saffron palsu cenderung memiliki rasa yang manis.
Saffron asli juga memiliki warna yang khas dan untaian saffron memiliki ujung yang menyebar.
2. Celupkan ke dalam air
Memang ketika saffron dimasukkan ke dalam air, entah saffron asli atau palsu akan mengubah warna airnya.
Tetapi yang akan membedakannya adalah ketika saffron diambil dari air, saffron yang asli tidak akan kehilangan warna aslinya alias tidak luntur.
Namun, apabila saffron tersebut palsu maka ketika diambil dari air warna saffron akan luntur.
3. Gunakan soda kue
Tes lain yang dapat mendeteksi mana saffron asli dan palsu adalah dengan menambahkan sedikit soda kue ke dalam air dan mencampurnya dengan saffron.
Campuran air dan soda kue akan menguning jika saffron yang Moms beli adalah asli.
Sedangkan saffron yang palsu akan meredup atau memiliki warna yang keruh.
Baca Juga: Ngeri! Struk Belanjaan yang Moms Terima Ternyata Dapat Mengganggu Hormon Dalam Tubuh
Melansir dari Parentingfirstcry, berikut cara yang dapat dilakukan untuk menghindari saffron palsu:
1. Beli Saffron yang dikemas
Beberapa toko menjual saffron yang tidak dikemas atau tanpa kemasan.
Tetapi untuk memastikan bahwa Moms mendapatkan saffron asli yang terbaik adalah hanya membeli yang dikemas dari toko yang terpercaya.
Cari tahu terlebih dahulu mengenai toko atau si penjual, apakah ia menjual saffron asli dan mendapatkannya dari petani saffron atau mungkin ia adalah petani saffron.
Dapatkan informasi-informasi dari orang-orang yang pernah membeli saffron di toko tersebut.
2. Periksa labelnya
Sebelum membeli saffron, pastikan untuk memeriksa tanggal kadaluwarsa yang ada di luar kemasan dan pastikan bahwa itu adalah merek yang sudah tersertifikasi.
Untuk lebih amannya yang sudah memiliki label BPOM.
Dengan sudah berlabel BPOM, produk saffron tersebut sudah melalui uji kelayakan sehingga aman untuk dikonsumsi.
3. Kualitas saffron
Kelas saffron dilihat berdasarkan warnanya.
Saffron bertingkat tertinggi biasanya dijual yang paling mahal.
Juga, saffron dengan kualitas tingkat tinggi memiliki aroma terbaik.
Moms dapat menanyakan tentang tingkat saffron untuk memilih yang terbaik yang tersedia.
4. Pewarna buatan
Pastikan saffron yang Moms beli tidak memiliki benang kuning atau putih.
Jika ya, berarti bungkusan itu adalah balsem, dibuat dengan mencampurkannya dengan bagian bunga yang lain.
5. Pilih untaian saffron segar dibanding yang bubuk
Belilah untaian saffron segar daripada dalam bentuk bubuk, karena mereka dapat kehilangan sifat antioksidannya sampai batas tertentu karena bubuk.
Juga, akan lebih mudah untuk memeriksa keaslian saffron.
Yang tak kalah penting dari lima cara di atas adalah simpanlah saffron dengan benar guna mempertahankan sifat nutrisinya untuk waktu yang lebih lama.
Moms tentu ingin menyimpan saffron tanpa mengurangi manfaatnya karena harganya mahal, bukan?
Simpan saffron di dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk, dan terhindar dari sinar matahari langsung.
Atau Moms dapat membungkus saffron dalam alumunium foil untuk memastikan perlindungan lebih lanjut.
Yang terbaik adalah menyimpan wadah kedap udara tersebut di lemari es untuk mencegah saffron menyerap kelembaban atmosfer.
Moms dapat menggunakan untaian saffron hingga minimum tiga tahun, jika disimpan dengan benar seperti dijelaskan di atas.
Source | : | phys.org,Parenting First Cry |
Penulis | : | Puput Sarintiya |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR