Nakita.id - Sudah 10 tahun UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi yang kita rayakan sebagai Hari Batik Nasional setiap 2 Oktober.
Untuk turut serta dalam melestarikan salah satu warisan bangsa serta memperingati Hari Batik Nasional, Pigeon kembali meluncurkan botol dengan motif desain batik yang memiliki filosofi dalam setiap desainnya.
Sebelumnya, Pigeon sudah memperkenalkan produk botol motif batik pada 2014, mempersembahkan kain batik cap bermotif kupu-kupu dan bangau pada 2016, dan batik tulis bermotif kupu-kupu parang pada 2017.
Baca Juga: Cuaca Panas Kemarau Panjang Bikin Si Kecil Rentan Terkena Penyakit, Orangtua Wajib Waspada
"Kenapa Pigeon mengembangkan botol dengan desain batik? Ini salah satu bentuk dari program care kampanye kami.
Kami care pada local culture, kebudayaan Indonesia. Kami ingin melestarikan kebudayaan bangsa dalam hal ini batik, untuk memperkenalkan batik sejak dini.
Batik bukan sekedar kain cantik, karena batik Indonesia penuh dengan makna dan filosofi.
Nah itulah jadi di setiap botol kita selain untuk melestarikan, adanya doa dan harapan ibu untuk anaknya dapat terwakilkan," kata Anis Dwinastiti, General Manager Marketing Division, Pigeon, Rabu (2/10/2019).
Baca Juga: Banyak Bergaul Bentuk Sikap Baik dan Rasa Hormat Si Kecil, Yuk Dicoba Moms!
Tahun ini merupakan tahun ke-6 bagi Pigeon berkolaborasi dengan Desainer Batik, Iwet Ramadhan untuk memperkenalkan botol motif batik terbaru dengan karakter Phoenix (Lok Can) dan Sulur (Rumput).
"Banyak yang belum tahu tentang kenapa UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi.
Bukan kainnya, tapi adalah teknik. Orang yang membuat dan cerita filosofi di balik kainnya. Itu yang harus dilestarikan.
Baca Juga: Demi Menjadi Anak Pemberani, Jangan Biarkan Anak Tidak Menghadapi Masalah dan Kegagalannya
Dari situ makanya motif-motif ini harus dilestarikan, disimpan, dikenalkan kembali. Sama satu lagi pembatiknya, melihat rumah pembatikan sudah lebih dari satu dekade itu anak-anaknya ga ada yang mau ngerjain, semua mau jadi selebgram.
Dari situlah saya kerja sama dengan Pigeon untuk kita mengenalkan motif-motif tentunya dengan desain ulang supaya sedari dini anak sudah megang si motif batik ini. Dan ibunya sudah mulai bercerita, filosofi Phoenix tuh ini," kata Iwet Ramadhan.
Motif Phoenix (Lok Can) memiliki filosofi sebagai simbol keabadian, kekuatan perempuan, dan keanggunan.
Sementara motif Sulur (Rumput) merupakan simbol bakal tumbuhan yang bermakna agar dapat berkembang dengan baik.
Selain produk botol motif batik terbaru, Pigeon meluncurkan feeding set motif batik merak, kupu-kupu, dan bangau karya Iwet Ramadhan dan juga kain batik tulis bermotif Phoenix yang merupakan hasil membatik dari ibu-ibu Rusunawa Pulo Gebang Timur binaan dari Iwet Ramadhan dan kain gendongan batik tulis bermotif Phoenix.
Di sisi lain ada pula Pigeon Batik Exhibition di Pasific Place dari 2 Oktober - 13 Oktober menampilkan batik daerah Cirebon, Pekalongan, Lasem, Yogyakarta, Solo, Madura, Lasem, dan Bengkulu, serta menampilkan peralatan yang digunakan dalam proses membatik yang merupakan koleksi Museum Batik Yogyakarta dan dipamerkan juga koleksi kain batik karya Iwet Ramadhan.
Masih Banyak yang Keliru, Begini Cara Tepat Melakukan Toilet Training pada Anak
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR