4. Anak tidak dapat mengungkapkan perasaannya dengan baik
Saat anak belajar bahasa, ia memiliki waktu yang sulit karena tidak memiliki kata-kata untuk mengekspresikan jutaan emosi yang dialami.
Pada tahap ini, banyak anak mengalami episode tangisan palsu karena kurang verbal, namun entah bagaimana ia tetap ingin mengekspresikan diri.
Penundaan bicara adalah salah satu alasan utama mengapa anak menggunakan air mata untuk mengekspresikan dirinya.
5. Anak menginginkan sesuatu
Beberapa anak yang mengerti bahwa orangtuanya bereaksi terhadap tangisannya seperti pura-pura menangis ketika menginginkan mainan baru atau buku baru.
Anak pada tahap ini sengaja menggunakan tangisan palsu untuk mendapatkan apa yang ia inginkan dan amukan yang terjadi.
Orangtua yang berulang kali menyerah pada situasi ini akan terus dimanipulasi oleh anak-anak.
Maka dari itu, sangat penting bagi Moms untuk mengenali karakter anak agar mampu mengatasi anak yang sering menangis tersebut.
Dengan demikian, Moms dapat terhindar dari pemberian label negatif pada anak.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Tabloid Nakita,nakita |
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR