Nakita.id - Si Kecil tentu tak akan selalu mengikuti kata-kata Moms, atau malah terkadang ia membuat kekacauan ketika Moms merasa sangat lelah.
Melihat mainan berantakan padahal Moms baru saja selesai membereskan rumah mungkin terasa sangat mengesalkan.
Atau Si Kecil yang rewel dan tak mau diatur ketika Moms harus melakukan hal lain.
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Ini Alasan Mengapa Berteriak pada Si Kecil Membahayakan
Tindakan-tindakan seperti ini bisa memicu emosi, bahkan Moms mungkin akan marah dan membentak Si Kecil.
Ketika emosi, kita akan kesulitan mengontrol kata-kata, tanpa sadar bisa saja Moms menyebut Si Kecil sebagai 'anak nakal' atau 'anak tak bisa diatur'.
Tentunya ini sudah masuk sebagai labelling, yang memiliki dampak membahayakan jika dibiarkan.
Melansir Psychology Today, kemarahan pada Si Kecil juga bisa menurunkan IQ hingga meningkatkan risiko seorang anak terjerumus penggunaan obat terlarang.
Baiknya, Moms jangan sampai membentak dan marah pada anak.
Yuk ketahui 5 cara untuk menahan emosi sebelum Moms terlanjur marah pada Si Kecil.
1. Ketahui batas kesabaran
Kemarahan kerap muncul karena Si Kecil melakukan hal yang tak bisa Moms toleransi.
Maka untuk menghindari kemarahan ini, ketahui apa yang membuat Moms benar-benar emosi.
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Jangan Labeli Anak Ketika Si Kecil Bertengkar di Rumah, Ini Cara Menghadapinya
Ketika Si Kecil mulai melakukan hal yang terasa mengganggu dan mengusik kesabaran, coba hentikan ia sebelum tindakannya semakin membuat Moms emosi.
Atur dan arahkan Si Kecil, serta Moms sendiri perlu menjaga agar jangan sampai kemarahan memuncak.
2. Menghindar
Pahami jika kemarahan bukan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah.
Jika Moms mulai merasakan emosi yang meningkat, sejenak Moms bisa memilih untuk menghindar.
Ini bukan berarti Moms mengalah dan membiarkan anak bertindak semaunya.
Hal ini dapat membuat Si Kecil menyadari seberapa serius kesalahannya, dan bisa jadi contoh mengontrol diri.
Gunakan waktu menghindar ini untuk menenangkan diri.
Namun jika Moms tak bisa menghindar tanpa membuat anak makin rewel, cobalah cuci tangan di bawah air mengalhir.
Setelah itu, duduk di kursi dekat Si Kecil, coba atur napas dan ulangi dalam hati jika Moms tak perlu membentak dan marah.
3. Dengarkan kemarahan
Rasa marah jarang memberikan efek positif, sebab ketika marah kita malah sulit menjadi rasional dan mengambil keputusan yang tepat.
Pikirkan baik-baik, ketika Moms mulai merasakan kemarahan, coba dengarkan apa yang ada di kepala Moms alih-alih meluapkannya dengan tindakan.
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Sebelum Ucapkan
Apa yang membuat Moms merasa sangat marah, dan bagaimana cara mengubah situasi itu?
Kadang rasa marah itu bisa bersumber bukan dari tindakan Si Kecil, mungkin Moms marah pada pasangan tetapi terlanjur tersulut apa yang dilakukan anak.
4. Beri waktu sebelum bertindak
Buatlah penekanan dan aturan pada diri sendiri untuk jangan pernah bertindak ketika Moms merasa marah.
Coba ambil jarak waktu 10 menit untuk menenangkan diri.
Jangan turuti keinginan yang dilandasi rasa marah, yang malah makin membuat Moms merasa emosi.
Jika kemarahan Moms belum reda, Moms bisa memberitahu Si Kecil jika Moms akan membicarakan masalah ini setelah beberapa waktu.
Source | : | psychology today |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR