Nakita.id - Konsistensi merupakan suatu usaha untuk terus menerus berusaha sampai suatu pencapaian berhasil diraih.
Seseorang yang memiliki sikap konsisten dalam kehidupannya cenderung memiliki peluang untuk menjadi karakter yang baik.
Bukan hanya orang dewasa yang perlu belajar sikap konsisten Moms.
Baca Juga: Batita Lompat-lompat di Tempat Tidur, Sehat dan Bagian Life Skills
Si kecil pun nyatanya perlu untuk memiliki sikap konsisten.
Mengapa pembelajaran konsistensi itu penting?
Sebab, jika sedari dini anak sudah diajarkan aturan, nilai-nilai atau apa pun secara konsisten, baik di rumah maupun sekolah, dia akan tumbuh menjadi pribadi berkarakter.
Selanjutnya sesuatu yang diterapkan secara berkelanjutan akan menjadi patokan moral kelak.
Baca Juga: Anak Batita Enggak Mau Nurut? Wajar, Begini Cara Mengatasinya!
Si Kecil akan mempunyai pemahaman atau konsep berpikir untuk bisa mematuhi sesuatu.
Jika cara berpikirnya benar, Si Kecil akan mempunyai pertimbangan lebih matang dalam melakukan suatu tindakan.
Landasan nilai yang sudah terbangun ini akan terlihat dalam perilaku Si Kecil.
Meski nanti dalam lingkungan Si Kecil menghadapi suatu yang tidak konsisten, namun karena sudah memegang prinsip dasar yang konsisten, Si Kecil akan menjaga norma dasar tersebut.
Misal, Si Kecil dihadapkan pada suatu kesempatan untuk melakukan kesalahan.
Namun, karena cara berpikir Si Kecil benar, ia akan mempunyai banyak pertimbangan.
Apakah itu pertimbangan salah dan benar, berisiko atau tidak, dan sebagainya.
Pribadi seperti ini akan terjadi dan muncul begitu saja ketika ia dewasa.
Tetapi peletakkan dasar mengenai konsistensi ini terjadi sejak usia dini di prasekolah.
Baca Juga: Masih Batita, Anak Shireen Sungkar Sudah Punya Kepedulian Sosial Tinggi
Di saat inilah Moms harus membangun nilai-nilai dasar dalam diri Si Kecil, yang kelak akan menjadi karakter pribadinya.
Hal penting dalam mengajarkan konsistensi, yaitu perlunya kesepakatan dalam keluarga ketika menerapkan segala sesuatu.
Apakah itu mengenai disiplin, aturan, nilai-nilai, kebiasaan, dan lain-lain.
Orang-orang dewasa yang ada dalam lingkungan anak seperti nenek-kakek, om-tante, atau pengasuh juga harus diberi penjelasan oleh Moms mengapa aturan tertentu diterapkan.
Baca Juga: 6 Tanda Intoleransi Laktosa Pada Batita yang Harus Diwaspadai
Bagaimana pula menyikapi Si Kecil dengan cara yang sama, dan konsekuensi yang sama bila aturan itu dilanggar, dan sebagainya.
Jadi seharusnya sudah ada kesepakatan bersama di antara anggota keluarga di rumah.
Karena Si Kecil belajar dari apa yang dilihat dan diamatinya dari lingkungan.
Jadi, ketika Si Kecil meminta sesuatu pada Moms, maka apapun keputusan Moms harus sama dengan keputusan Dads atau orang dewasa lainnya ketika Si Kecil meminta hal sama pada mereka.
Baca Juga: Moms, Supaya Tidak Bingung, Kenali Penyebab dan Reaksi Emosi Batita
Anak usia ini juga sudah bisa diberi pemahaman, jika segala sesuatu diberi penjelasan dan diajak bicara baik-baik.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Nakita |
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR