Nakita.id - Dalam rangka perayaan Hari Ibu Nasional, aplikasi agregator berita Baca Berita (BaBe) pada Rabu (18/12/2019) mengadakan forum untuk membahas peran wanita di era teknologi.
Forum tersebut bertemakan "Keluarga Romantis dan Harmonis di Era 4.0" membahas empat tema yaitu perubahan teknologi yang menuntut sikap adaptif di masyarakat 4.0, pentingnya meningkatkan ketahanan keluarga sebagai bentuk upaya membina rumah tangga harmonis dan romantis, tata cara mengomunikasikan kehidupan seksual baik dan benar bersama pasangan, dan menjalankan peran ganda sebagai ibu dan istri dalam kehidupan rumah tangga.
Dessy Ilsanty, Psikolog dari Yayasan Praktik Psikologi Indonesia mengungkapkan pandangannya pada perubahan teknologi yang menuntut sikap adaptif di masyarakat 4.0.
"Penekan di sini yang penting adalah industri 4.0 kalau kita bicarakan keharmonisan rumah tangga dari zaman bahela pasti ditekankan soal bagaimana keluarga itu semestinya, hubungan suami istri itu semestinya seperti apa tetapi kalau zaman sekarang penekanannya di era digital di era industri 4.0.
Belum lagi kita ngomong anak zaman now, pasti penekanannya zaman sekarang terus nanti kita sebagai orang tua bagaimana kepada anak sering juga ada embel-embel dulu waktu zaman mama gak begini, selalu ada perbedaan zaman sekarang dengan zaman dulu ya kan?
Terus apa sih bedanya? Kenapa kok zaman dulu kita masih kecil pola asuh orang tua kepada kita beda banget dengan cara kita mengasuh anak di zaman now.
Baca Juga: Anak yang Tumbuh Bersama Hewan Peliharaan Ternyata Lebih Mudah Bergaul
Itu tadi ternyata kemajuan teknologi memberikan dampak sedemikian rupa sehingga seolah mengubah manusia," ucap Dessy.
Selanjutnya, Dessy mengatakan teknologi mengubah cara pandang manusia salah satunya mudahnya mendapat informasi.
"Sebenarnya belum serta merta mengubah tetapi ada sesuatu hal yang dilakukan teknologi ini membuat cara pandang kita manusia itu berbeda salah satunya mudahnya mendapatkan informasi.
'Kok kenapa ya zaman now tingkat kriminal meningkat? Padahal kalau dipikir-pikir dari dulu sama saja.
Dulu karena media gak semudah sekarang, kalau sekarang yang melakukan di desa mana terpencil kita yang di kota besar tahu.
Di situlah yang membuat kita melihat dunia secara berbeda sehingga bisa menjadi tidak bisa disamakan dulu.
'Mama begini baik-baik aja', oh iya itu beberapa tahun yang lalu tidak bisa serta merta disamakan ke zaman sekarang.
Harus ada sesuatu yang kita beradaptasi pada situasi yang ada sekarang sehingga kita menjadi orang tua yang lebih sadar, 'Oh dunia sekarang seperti ini menangani anak-anak sekarang itu seperti apa?'
Disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan termasuk juga kita bicara tentang anak-anak yang pertama yang harus dikuatkan itu apa? Suami-istri, kalau anak dituntut dulu, anak keluar dari mana? Dari orang tuanya jadi keharmonisan rumah tangga di solidkan dulu bukan hanya secara lisan tetapi apa yang dilihat anak kepada orang tuanya," jelasnya.
Sementara Happy Djarot selaku istri dari Mantan Gubernur DKI Jakarta ikut mengungkapkan perubahan teknologi yang menuntut sikap adaptif di masyarakat 4.0.
"Ketika saya masih menemani bapak sebagai walikota Blitar, cara yang saya lakukan supaya anak diam saya bawa buku buat coret-coret kemudian pensil warna yang penting dia bisa enjoy. Saya rasa dia juga menyerap apa yang saya lakukan dengan ibu-ibu.
Usia balita kan daya tangkapnya luar biasa ya itu yang saya lakukan saat itu. Kemudian bergeser saya melihat sekarang nih, ibu-ibu muda kalau anaknya rewel pasti kasih handphone.
Anak melihat barang kecil yang spesial ini seperti menemukan waktu yang luar biasa.
Kalau zaman kita dulu belum muncullah namanya handphone itu kalau ada masih yang besar itu dan belum dilengkapi teknologi.
Nah kalau kita melihat di era 4.0 di mana dunia ini sudah terbuka tidak hanya bicara kaum millennial, 'duh kaum muda kalau hp baru tidak membutuhkan waktu lama sudah bisa', kalau saya butuh waktu.
Anak-anak kecil apa yang menjadi kebutuhan mereka juga ada di situ artinya teknologi ini tidak menutup atau tidak terbatas di usia tertentu untuk penggunaan.
Di sinilah wanita atau istri pandai-pandai untuk memanfaatkan teknologi ini jangan kita malah rugi," kata Happy.
Baca Juga: Ingin Hamil Lagi Setelah Operasi Sesar? Simak Penjelasan Berikut!
"Saya sendiri mengalami ya yang namanya Instagram, 'ini kok menarik' tiba-tiba lihat jam, 'hah?' gak terasa gitu loh.
Terus apa sih sebenarnya yang kita dapat? Kaya Mba Dessy ga ada. Apakah kita bisa mendapatkan kenikmatan yang luar biasa? Saya rasa tidak juga ya.
Kalau saya pribadi, di saat saya membuka sosial media saya liat mood saya lagi bagus gak, kalau gak saya rugi.
Karena saat mood saya gak bagus melihat postingan teman saya yang 'wow' itu pasti dalam hati sudah grundel.
Kalau saya buka media sosial dengan mood bagus saya turut merasakan kebahagian teman yang sedang traveling itu.
Atau pada waktu dia makan enak kalau mood saya lagi bagus oh iya boleh dong sewaktu-waktu dicoba oleh keluarga," tambahnya.
Di sisi lain Forum Wanita ini dihadiri oleh komunitas Ikatan Bunda BaBe yang diisi dengan games dan penampilan band musik.
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR