Nakita.id – Saat hamil, mungkin Moms akan semakin sulit bergerak bebas seiring bertambahnya usia kandungan Moms.
Termasuk untuk berolahraga, selain karena gerak yang terbatas, mungkin ada rasa takut jika terjadi hal buruk pada Moms dan janin.
Padahal, berolahraga saat Moms hamil menawarkan banyak manfaat untuk Moms dan Si Kecil dalam kandungan.
Baca Juga: Olahraga Saat Hamil Bisa Menjaga Bentuk Tubuh, Berikut Latihan Ringan untuk Bumil
Moms akan mendapatkan peningkatan mood, penurunan banyak gejala kehamilan, dan pemulihan pascapersalinan yang lebih cepat.
Sedangkan untuk Si Kecil olahraga yang Moms lakukan saat hamil akan dapat meningkatkan kesehatan otaknya.
Olahraga juga bisa menjadi cara untuk mengurangi stres saat kehamilan loh.
Olahraga juga sangat aman, selama Moms mendapatkan arahan dari praktisi atau pelatih Moms sebelum melakukan rutinitas.
Arahan tersebut berlaku untuk latihan baru atau yang sudah dilakukan dan mengikuti beberapa modifikasi khusus kehamilan.
Durasi Moms hamil melakukan olahraga
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyarankan bahwa Moms hamil melakukan setidaknya 30 menit atau lebih olahraga ringan setiap harinya.
Olahraga ringan yang bisa Moms lakukan, yaitu berjalan selama 10 menit diselingi dengan istirahat sebentar, kemudian berjalan lagi, ulangi sampai tiga kali.
Jika Moms merasa tiddak sanggup untuk berjalan selama 10 menit dan mengulanginya sampai 3 kali, maka Moms bisa melakukannya sepanjang hari.
Berarti Moms harus sering berjalan dari bangun tidur sampai tidur kembali, tapi hanya sebentar saja diselingi dengan istirahat, dan melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci, menyapu, dan lain-lain.
Namun, jangan sampai kelelahan ya Moms.
Risiko berolahraga saat hamil
American College of Obstetricians dan Gynecologists (ACOG) juga menyarankan bahwa Moms tidak bisa melakukan olahraga saat hamil jika memiliki penyakit yang meningkatkan riisko kehamilan.
Moms yang memiliki penyakit jantung tidak diperbolehkan berolahraga saat hamil.
Penyakit jantung sangat memengaruhi peredaran darah.
Moms yang terkena penyakit darah tinggi juga tidak boleh berolahraga saat hamil.
Tidak hanya dari penyakit bawaan, Moms juga harus memerhatikan kondisi janin.
Jangan memaksakan diri untuk berolahraga jika sedang hamil kembar karena sangat berisiko melahirkan dengan prematur.
Moms juga harus waspada jika mengalami preeklamsia di mana mengalami darah tinggi saat hamil.
Pendarahan juga sebagai tanda Moms tidak boleh melanjutkan olahraga.
Moms bisa melakukan gerakan yang sederhana seperti gerakan yang dapat memperkuat lengan dan punggung.
Pastikan pula Moms berkonsultasi kepada dokter dalam melakukan aktivitas fisik seperti berapa lama boleh berjalan.
Moms juga harus mengetahui kegiatan apa yang tidak diperbolehkan dan berapa lama durasi olahraga yang bisa Moms lakukan.
Moms juga perlu waspada jika Moms seorang perokok, mengalami obesitas dan terlalu kurus selama kehamilan.
Meski tidak punya risiko kehamilan, Moms juga perlu waspada jika ada tanda-tanda yang muncul dan membuat Moms harus berhenti olahraga.
Jika terjadi gejala tersebut, Moms harus segera menghentikan olahraga.
Pendarahan, pusing saat olahraga, sesak nafas, otot lemah, nyeri betis, kontraksi dan keluar cairan dari vagina merupakan gejala yang harus diwaspadai.
Aturan olahraga saat hamil sangat perlu Moms perhatikan sebab tidak semua waktu aman untuk dilakukan olahraga.
Pilihlah olahraga sesuai dengan kemampuan dan apa yang Moms senangi.
Konsultasi dengan dokter juga jadi hal yang penting.
Source | : | whattoexpect.com,Nakita,Baby Centre |
Penulis | : | Nur Marufah Saniati |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR