Nakita.id – Umumnya anak-anak sangat menyukai susu, tetapi ada beberapa yang tidak suka.
Si Kecil yang tidak menyukai susu akan menolak jika ditawarkan dan diberikan susu.
Namun, ada kemungkinan Ia tidak menyukai susu karena tubuhnya tidak bisa mencerna susu dengan benar.
Baca Juga: 6 Tanda Intoleransi Laktosa Pada Batita yang Harus Diwaspadai
Ketidakmampuan untuk mencerna susu dengan benar bukanlah kejadian yang tidak biasa dan kondisi ini disebut intoleransi laktosa.
Laktosa adalah jenis gula yang ditemukan dalam susu dan produk susu.
Tidak seperti alergi protein susu sapi (CMPA), yang melibatkan sistem kekebalan tubuh, intoleransi laktosa adalah masalah pencernaan.
Ini berarti bahwa intoleransi laktosa dapat menyebabkan perut terasa tidak nyaman, dan itu tidak akan menghasilkan reaksi yang mengancam jiwa seperti anafilaksis.
Perbedaan lain adalah alergi susu cenderung muncul pada tahun pertama kehidupan.
Sedangkan intoleransi laktosa dapat terjadi pada masa kanak-kanak, dan secara bertahap menjadi lebih jelas pada usia dewasa.
Sebuah penelitian terhadap orang dewasa Malaysia menemukan prevalensi intoleransi laktosa setinggi 91 persen.
Gejala Intoleransi Laktosa
Tubuh Si Kecil memecah laktosa dalam susu dengan enzim yang disebut laktase, yang membantu memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Itu diungkakan oleh Dr. Amir Hamzah Abdul Latiff, Konsultan Dokter Anak & Konsultan Ahli Imunologi atau Ahli Alergi Klinis (Dewasa & Pediatri).
Jika tubuhnya tidak menghasilkan cukup laktase, itu akan menyebabkan intoleransi laktosa, karena tubuhnya tidak dapat dengan baik memecah laktosa dalam susu.
Perhatikan bahwa gejala intoleransi laktosa juga akan bervariasi tergantung pada jumlah laktosa yang dikonsumsi Si Kecil.
Gejalanya, yaitu diare, perut kembung, sering buang gas, ruam pada kulit, kram perut, dan sering pilek,
Seringkali, gejala akan muncul di mana saja antara 30 menit hingga dua jam setelah konsumsi susu atau produk olahannya.
Tingkat keparahannya dapat berkisar dari ringan hingga berat.
Sebagian besar tergantung pada jumlah susu yang dikonsumsi dan seberapa baik Si Kecil dapat mentolerir laktosa.
Apa pun yang terjadi, jika Si Kecil terutama bayi, merasa rewel atau tidak sehat, lakukan apa saja untuk menenangkan dan menghiburnya.
Dalam kasus Moms yang toleran terhadap laktosa, aman bagi Moms untuk menyusui Si Kecil karena tidak meningkatkan risiko menjadi intoleransi laktosa.
Lanjutkan pemberian ASI eksklusif, kecuali jika tidak disarankan oleh dokter selama enam bulan pertama Si Kecil.
Sebab, penelitian telah menunjukkan bahwa ini mengurangi risiko alergi protein susu sapi.
Kasus intoleransi laktosa sementara juga dapat terjadi jika Si Kecil menderita infeksi virus.
Selain itu, bisa terjadi juga karena Si Kecil menderita kondisi pencernaan apa pun yang menyebabkan peradangan di ususnya, misalnya penyakit celiac.
Cara Mengatasi Intoleransi Laktosa
Bagaimana Moms menangani intoleransi laktosa pada Si Kecil, akan sangat tergantung pada seberapa parah kondisinya.
Jika relatif ringan, Si Kecil mungkin masih bisa mentolerir susu sapi dalam jumlah yang sedikit.
Alih-alih memberinya segelas susu penuh, cobalah memberinya setengah cangkir atau kurang.
Apabila intoleransi laktosa Si Kecil cukup parah sehingga ia tidak bisa minum susu sapi, ia masih bisa mendapatkan cukup kalsium dari produk susu bebas laktosa.
Selain itu Moms bisa memberikan sayuran berdaun hijau gelap misalnya bayam, brokoli, kangkung, kacang-kacangan.
Selain itu, Moms juga bisa memberikan ikan seperti sarden, salmon, dan produk makanan yang diperkaya kalsium.
Konsultasilah dengan dokter anak sebelum memilih untuk memberinya suplemen kalsium.
Sebab, jika terlalu banyak dapat menyebabkan sembelit dan dapat mengganggu kemampuan tubuhnya untuk menyerap zat besi.
Baca Juga: Ini Sederet Makanan yang Harus Dihindari di Pagi Hari Jika Tak Mau Kena Penyakit Kronis
Moms mungkin ingin mencari pengganti susu lainnya seperti susu kedelai, almond, beras, dan oat.
Sebagai sumber kalsium dan protein yang baik, susu kedelai adalah pengganti susu yang populer.
Bersama dengan susu almond, yang merupakan sumber kalsium yang baik tetapi lebih rendah protein jika dibandingkan dengan susu sapi.
Sebelum memberikan susu pengganti kepada Si Kecil, tanyakan terlebih dahulu kepada dokter anak.
Itu harus dilakukan agar Moms tidak salah dalam memberikan asupan kepada Si Kecil dan kesehatannya tetap terjaga dengan baik.
Source | : | Nakita,mypositiveparenting.org |
Penulis | : | Nur Marufah Saniati |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR