Nakita.id - Moms, rasanya tidak mungkin bila Si Kecil tidak pernah sama sekali mengalami demam.
BACA JUGA: [Reportase] Sering Keliru, Inilah Dosis Obat Demam Tepat Untuk Anak
Sebab, demam adalah suatu mekanisme tubuh untuk melawan patogen seperti bakteri, virus, jamur atau mikroorganisme lainnya.
Namun, sebagian orangtua masih keliru mengartikan demam ini.
Banyak yang menganggap bila demam merupakan penyakit, sehingga saat Si Kecil demam yang dilakukan segera memberinya obat atau membawanya ke dokter.
Atau bila anak demam tinggi tandanya ia sakit parah, bila anak demam tinggi sekaligus rewel tandanya gawat darurat hingga harus minum antibiotik.
BACA JUGA: [Reportase] Beda Penyebab Demam, Gejala dan Rasa Sakitnya pun Berbeda
Benarkah demikian? Haruskah anak demam diberi obat? Haruskah segera dibawa ke dokter?
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai demam anak, mari kita ulas apa itu demam, bagaimana prosesnya, dan apa yang menyebabkan demam.
"Demam itu merupakan mekanisme tubuh pada anak untuk menghadapi infeksi, infeksi bisa berbagai macam; mikroba, virus, jamur, protozoa," ungkap dr. Amar Widhiani Adisasmito, Sp.A(K) saat ditemui Nakita.id di RS. Harapan Kita, Rabu (4/4/2018).
Saat tubuh kita disinggahi patogen tersebut, reaksi pertama yang muncul adalah demam.
"Mekanisme tubuh anak akan mengeluarkan zat-zat anti radang yang nantinya akan bisa membunuh atau menghadapi infeksi ini, sehingga dengan terlepasnya zat anti radang timbullah demam," sambung Amar.
BACA JUGA: [Reportase] Kenali Demam Untuk Bisa Mengatasinya dengan Bijak
Secara otomatis, sel darah putih melepas zat anti radang yaitu pirogen (prostaglandin). Saat pirogen ini bekerja melawan virus atau bakteri, pusat pengaturan suhu (hippotalamus) merespon dengan menaikkan suhu tubuh.
Dengan naiknya suhu tubuh (demam) dapat membantu membunuh virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh.
"Zat anti radang membunuh mikroba, dan ditandai dengan demam. Demam berasal dari pusat otak anak, untuk memerintahkan zat anti radang bekerja," kata Amar.
Demam yang disebabkan oleh bakteri dan oleh virus pun berbeda Moms.
Keduanya punya risiko yang sama bahayanya, tergantung penyakit apa yang mendasarinya.
Ada bakteri yang mematikan (misalnya Mycobacterium tuberculosis) dan virus yang mematikan (misalnya Ebola).
BACA JUGA: [Reportase] Pertanyaan Tentang Demam Yang Kerap Membuat Orangtua Galau, Ini Jawabannya
Virus dan bakteri yang berbeda akan menyebabkan tingkat infeksi yang berbeda tergantung pada usia, kondisi hidup dan bahkan ras dari mereka yang terinfeksi.
Menurut American Academy of Pediatrics, biasanya penyebab demam pada anak dikarenakan virus, seperti infeksi telinga, infeksi tenggorokan, atau flu. Tapi mungkin saja ada infeksi yang lebih serius.
Salah satu contohnya adalah pneumonia (infeksi bakteri), dengan gejala utama yaitu demam yang terus tinggi, batuk, dan sesak napas.
Contoh lain dari infeksi serius adalah meningitis (infeksi virus, dapat pula karena bakteri), Ini adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman yang berada di sekitar otak.
Namun pada anak meningitis jarang sekali terjadi. Lebih sering terkena flu atau penyakit ringan lainnya.
BACA JUGA: [Reportase] Resep Sarapan untuk Mengembangkan Otak Anak, Hanya Butuh 5 Menit
Untuk mengetahui perbedaan antara infeksi serius (seperti meningitis) dan infeksi umum, lihat seluruh gejalanya, tidak hanya dengan termometer saja.
Moms, pengalaman demam juga pernah dialami oleh putra artis cantik Chua "Kotak", bahkan Si Kecil Rajashaka sampai harus dirawat dan memakai infus.
"Saat pulang liburan waktu itu, malamnya dia (Raja) sudah panas sampai muntah-muntah, perawatannya masih di rumah, standar aja; di kompres, minum obat penurun panas. Tapi kok ngga turun-turun sampai akhirnya panas Raja 40 derajat. Cek darah deh," cerita Chua saat ditemui Nakita, Jumat (30/3/2018) lalu di Kemang, Jakarta Timur.
Dari hasil cek darah itu, diketahui Si Kecil Raja terinfeksi bakteri, sehingga harus ditangani dengan pemberian antibiotik dan infus.
Memang, tidak semua demam karena infeksi bakteri harus ditindak lanjuti dengan pemberian antibiotik atau infus.
BACA JUGA: Viral! Bude Sumiyati dan Segudang Quotesnya yang Bikin Ketawa
Bagaimana penanganan yang tepat saat anak demam?
"Sebaiknya usahan dulu diberikan cairan, dengan diberikan cairan kemungkinan demam akan reda. Proses demam ini juga penting untuk anak. Jika belum apa-apa diberikan obat demam, maka zat-zat anti radang tadi tidak bisa bekerja untuk melawan infeksi bakteri maupun virus." papar Amar, yang juga seorang dokter anak sub spesialisasi infeksi tropis ini.
Maka dari itu, menurut Amar baiknya saat anak demam biarkan terlebih dahulu.
Pada saat anak demam tenang saja, asalkan anaknya tidak muntah berlebihan, tidak rewel atau nangis, tidak kembung, jadi biarkan dulu demam ini.
Orangtua cukup berikan rasa nyaman, aman, pada anak. Cukupi kebutuhan airnya, berikan minum yang banyak.
Tak hanya diberikan cairan (air putih, susu ataupun ASI) pakaian harus diperhatikan pula.
"Saat demam pakaian sebaiknya tipis tetapi menutupi, lengan panjang atau celana panjang, nyaman untuk anak jadi tidak terlalu ketat," kata Amar.
BACA JUGA: Tahukah Moms, Inilah Bayi-bayi yang Berisiko Terkena Epilepsi
Setelah Si Kecil berkeringat, buka pakaiannya dan biarkan ia berkeringat.
Karena jika tidak dibuka pakaiannya, akan lembab dan tubuh semakin dingin. Bila demikian daya tahan tubuh akan semakin drop.
Tubuh terpapar virus otomatis daya tahan tubuh turun. Jika ditambah udara dingin atau baju basah karena berkeringat, daya tahan tubuh akan semakin menurun.
Nah, orangtua juga harus mewaspadai tanda gawat darurat yang bisa terjadi saat anak demam, yaitu saat Si Kecil kesadarannya menurun alias lesu, tidak mau minum susu atau makan.
"Orangtua harus mewaspadai jika anak lesu, tidak mau makan dan minum susu, mungkin nyeri lambung, anak diare BAB-nya cair, gelisah saat tidur sehingga kualitas tidur berkurang, itu yang harus dibawa ke dokter," tutup Amar.
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR