"Kita membuat acara ini mengundang teman-teman media untuk membantu mensosialisasikan mengenai batik. Karena kita cukup prihatin begitu melihat di masyarakat banyak itu bahwa batik itu banyak yang salah kaprah. Mereka bilang ini batik kenyataannya itu kebanyakan batik yang dijual itu batik print.
Karena yang namanya batik adalah proses membatiknya jadi yang namanya batik itu cuma dua, batik tulis, batik cap/cetak, atau batik kombinasi. Kalau motif batik (yang dijual di pasaran) itu banyak. Di Indonesia itu batik itu warisan budaya tak benda yang sudah diakui UNESCO sejak 2009 dan setiap 10 tahun sekali di review sama UNESCO.
Nah, sekarang kita sudah dikasih kesempatan dari UNESCO yaitu diakui milik Indonesia, kok tidak di lestarikan? Sementara kita punya masyarakat berubah kan dari yang tua menjadi muda. Caranya gimana? Akhirnya bikinlah acara hari ini.
Melalui teman-teman media datang terus belajar supaya mereka tahu gimana step by step membatik dari mulai menggambar, mencanting dengan malam, lorotan, diwarnai, itu enggak gampang," jelas Lila Cokronagoro, Wakil Ketua Humas Yayasan Batik Indonesia (YBI).
Baca Juga: Tampil Cantik Hadir di Paris Fashion Week, Dress Suzy Bikin Heboh Penggemar Indonesia,
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR