“Hal ini (tontonan kekerasan) juga bisa dijadikan bahan diskusi agar anak lebih waspada dan mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan saat berhadapan dengan tindakan kekerasan,” ucap Jane.
Sementara itu, untuk usia pra-remaja (kurang lebih usia 12 tahun), biasanya anak akan mulai mengetahui perilaku-perilaku seksual.
Bila Moms memergoki anak mulai menonton tayangan berbau seksual, jangan langsung dimarahi ya, Moms.
Alih-alih memarahinya, Moms bisa lo menjadikan tontonan tersebut sebagai medium untuk mengajarkan pendidikan seksual untuk anak.
Baca Juga: Rindu Serial Keluarga? Cek Referensi Tontonan yang Juga Angkat Budaya Minang Ini Untuk Moms
“Usia pra-remaja (kurang lebih usia 12 tahun) atau pada anak yang sudah mendapatkan pendidikan seksual tentu juga sudah mengetahui perilaku-perilaku atau aktivitas romantis, seperti berciuman dan berpelukan.
Maka, saat menonton film yang terdapat adegan-adegan tersebut, orangtua dapat melakukan diskusi dengan anak.
Misalnya, dengan menjelaskan aktivitas tersebut hanya dilakukan antara pasangan yang sudah menikah atau memberi edukasi singkat terkait pendidikan seksual yang bertanggung jawab,” papar Jane.
Jika Moms sudah mulai mengajak Si Kecil diskusi, hal lain yang tidak kalah penting adalah bagaimana cara membuat anak mampu membedakan tontonan dengan kejadian di dunia nyata.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR