Nakita.id - Memiliki kehamilan yang sehat tentunya dambaan setiap moms.
Sayangnya, kadang Moms miliki kelainan dalam beberapa fase kehamilan terjadi, bahkan setelah jangka waktu yang lama, salah satunya adalah kelainan plasenta.
Baca Juga : Plasenta Lepas dan Ketuban Pecah Dini Saat Hamil
Mengetahui faktor penyebab kelainan plasenta tentunya akan dapat membantu moms melakukan berbagai upaya pencegahan.
Menurut Mayo Clinic, terdapat berbagai faktor yang menyebabkan kelainan pada plasenta ibu hamil.
1. Usia ibu
Masalah plasenta tertentu lebih sering terjadi pada wanita yang hamil saat usianya lebih tua, terutama setelah usia 40 tahun.
2. Ketuban pecah dini
Selama kehamilan, bayi dikelilingi dan ditopang oleh selaput berisi cairan yang disebut kantung amnion.
Jika kantung bocor atau pecah sebelum persalinan dimulai, risiko masalah plasenta tertentu meningkat.
3. Tekanan darah
Tekanan darah yang tinggi bisa memengaruhi plasenta moms.
Oleh karena itu, rutin mengonsultasikan ke dokter merupakan cara terbaik untuk mengecek kesehatan kehamilan, khususnya plasenta.
Baca Juga : Plasenta Lepas
4. Kembar atau kehamilan multipel lainnya
Jika moms mengandung lebih dari satu bayi, moms memiliki kemungkinan terhadap masalah plasenta.
5. Gangguan pembekuan darah
Kondisi apa pun yang mengganggu kemampuan darah Moms untuk menggumpal atau meningkatkan kemungkinan pembekuan darah meningkatkan risiko masalah plasenta tertentu.
6. Operasi rahim sebelumnya
Jika moms pernah menjalani operasi sebelumnya di rahim, seperti operasi sesar atau operasi untuk menghilangkan fibroid, moms berisiko mengalami masalah plasenta.
7. Memiliki riwayat masalah plasenta
Jika moms mengalami masalah plasenta selama kehamilan sebelumnya, mungkin moms berisiko mengalami kelainan itu lagi.
8. Penyalahgunaan zat
Masalah plasenta tertentu lebih sering terjadi pada wanita yang merokok atau menggunakan obat-obatan terlarang, seperti kokain, selama kehamilan.
9. Trauma abdomen
Trauma pada perut seperti dari kejatuhan atau jenis pukulan lain ke perut dapat meningkatkan risiko masalah plasenta.
Source | : | Mayo Clinic |
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR