Nakita.id - Selain pegal di sekujur tubuh, sering buang air kecil menjadi keluhan lain yang kerap dirasakan oleh ibu hamil.
Frekuensi buang air kecil yang meningkat akan berkurang saat trimester kedua kehamilan, namun akan timbul kembali ketika trimester ketiga hingga enam minggu setelah melahirkan.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan hormon HCG (Human chorionic gonadotropin) yang meningkatkan aliran darah menuju area panggul dan ginjal.
BACA JUGA: Sempat Alami Gangguan Hormonal Kini Adik Nagita Slavina Hamil?
Selain itu, pada trimester pertama kehamilan rahim mulai mengembang dan menekan kandung kemih sehingga ibu akan buang air kecil lebih sering.
Agar tak mengganggu kenyamanan selama beristirahat, Moms bisa melakukan step sederhana ini:
Perhatikan posisi saat buang air kecil
Cobalah untuk condong ke depan saat sedang buang air kecil, hal ini akan membantu Moms mengosongkan kandung kemih secara maksimal.
BACA JUGA: Ternyata, Ini Penyebab Sering Buang Air Kecil Setelah Melahirkan
Hindari makanan dan minuman diuretik
Teh dan kopi merupakan minuman yang bersifat diuretik, sehingga jika sering dikonsumsi akan membuat Moms ke kamar mandi lebih sering.
Jika ingin meminumnya, sebaiknya jangan mendekati waktu beristirahat.
Konsumsi air putih
Menjaga asupan air putih selama kehamilan amat penting, selain menjaga tubuh tetap terhidrasi juga demi perkembangan janin.
Cobalah minum air putih lebih sering pada siang hari, namun batasi asupan cairan beberapa jam sebelum tidur.
BACA JUGA: Kebiasaan Sederhana Ibu Hamil yang Dapat Cegah Cairan Ketuban Rendah
Senam kegel
Selain melancarkan persalinan, latihan kegel juga dianjurkan Moms untuk membantu mengatasi seringnya buang air kecil.
Latihan ini bisa dilakukan di mana saja, setidaknya tiga kali setiap hari untuk memungkinkan ibu hamil mengendalikan kandung kemih.
Buang air kecil sepenuhnya
Dengan kata lain, pastikan kandung kemih benar-benar kosong ketika Moms sedang ada di kamar mandi.
Menahan pipis juga tidak dianjurkan selama hamil, gunakan kamar mandi terdekat jika sedang berada di luar rumah.
Kendati demikian, kondisi ini sering berujung pada infeksi saluran kemih yang berbahaya bagi ibu dan janin.
BACA JUGA: Kenali Tanda-tanda Infeksi Nifas, Waspadai Sebelum Terlambat Moms
Jika dibiarkan, Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan infeksi ginjal (pielonefritis), demam, muntah, dan sakit punggung parah dan ke depannya bisa memengaruhi pertumbuhan janin.
Selain meningkatnya gejala frekuensi buang air kecil, waspadai gejala lain seperti berikut ini:
- Urin tampak keruh
- Urin berwarna merah, merah muda, atau cokelat pekat
- Urin berbau kuat atau bahkan busuk
- Sensasi terbakar ketika buang air kecil
- Merasa sakit dan nyeri saat buang air kecil
Segera berkonsultasi dengan dokter jika Moms mengalami gejala di atas, karena bisa membahayakan janin dalam kandungan.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | boldsky.com |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR