Nakita.id - Wisma Atlet Kemayoran diketahui kini sudah dijadikan Rumah Sakit Darurat Covid-19.
Pengalihan fungsi tersebut usai virus corona merebak di Indonesia.
Mengingat wisma atlet bukanlah bangunan yang dikhususkan sebagai rumah sakit, maka pasien dengan gejala ringan hingga sedang lah yang dirawat di sini.
Wisma Atlet sendiri memiliki 7 tower, hanya saja tak seluruh tower digunakan menjadi rumah sakit darurat.
Tower yang dimanfaatkan menjadi rumah sakit darurat hanyalah tower 7.
Namun, bukan berarti tower lainnya tak dimanfaatkan.
Bahkan untuk mengantisipasi lonjakan kasus covid-19, 3 tower lainnya sudah dipersiapkan untuk menjadi rumah sakit darurat.
"Jadi seumpana ada lonjakan daripada pasien jadi kita siap menerimanya. Yang kita pakai nanti ada di tower 4, tower 5, dan tower 6," ujar Letda Laut (K) dr. S. N. Tommy Antariksa, SH kepada Nakita.id di RSD Wisma Atlet pada Senin (20/04/2020).
Sementara ini tower 4 dimanfaatkan sebagai poli umum bagi relawan medis serta laboratorium Polymerase Chain Reaction atau PCR.
Selain itu tower 4 juga dijadikan tempat para tenaga medis bertukar shift jaga serta penggunaan alat pelindung diri atau APD.
Jam kerja tenaga medis sendiri dibagi menjadi 3 bagian waktu yaitu pukul 06.00 WIB hingga 14.00 WIB, pukul 14.00 WIB hingga 22.00 WIB, dan 22.00 WIB - 06.00 WIB.
Selama tenaga medis bertugas, tower 3 menjadi tempat mereka beristirahat selama bertugas di Wisma Atlet.
Dengan begitu tenaga medis tidak dapat pulang hingga waktu yang ditentukan.
Perlu diketahui tenaga medis memiliki semacam kontrak kerja ketika menjadi relawan di RSD Wisma Atlet.
Usai menyelesaikan waktu yang disepakati di awal, tenaga medis perlu diobservasi dan karantina hingga 2 minggu ke depan sebelum akhirnya pulang ke rumah masing-masing.
Selama bertugas, tenaga medis pun tak semata-mata langsung menggunakan APD dan menuju tower 7 untuk bekerja.
Mereka perlu berganti APD di tower 4 dan mengikuti pengarahan terlebih dahulu.
"Jadi tahapannya dari tower 3 ke tower 4 nanti ganti (APD) di sana, pembekalan ulang, nanti dia (tenaga medis) menuju ke tower 7 ada jalurnya," ujar dokter yang juga menjabat sebagai koordinator dokter umum RSD Wisma Atlet.
Berbeda dengan rumah sakit pada umumnya, interaksi antara tenaga medis dengan pasien di Tower 7 RSD Wisma Atlet tergolong unik.
Pasalnya tiap lantai perawatan memiliki grup Whatsapp yang berisikan pasien yang menempati lantai tersebut beserta perawat yang bertugas.
Dalam tower 7 tersebut, lantai 4-32 yang 'disulap' menjadi kamar perawatan di mana tiap lantainya mampu menampung sekitar 50-60 pasien.
"1 ruangan kamar bisa menampung 2 pasien tapi antar pasien 1 dengan lainnya tidak di ruangan yang sama. Jadi dalam 1 kamar ada kamar lagi dibagi dua. Jadi mereka tidak berinteraksi," ujarnya.
Namun, baik pasien ODP, PDP, maupun positif covid-19 tidaklah dicampur lantainya.
"Kita bedakan ODP lantai berapa, PDP lantai berapa, positif lantai berapa. Jadi tidak kita campur semuanya," ujarnya.
Bagi pasien dalam golongan ODP masih diperbolehkan menghibur diri seperti olahraga dan sebagainya di lantai 3.
Sementara untuk lantai 1 dimanfaatkan untuk UGD, laboratorium, X-Ray, dan farmasi.
Lantai 2 dimanfaatkan untuk HCU dan ICU serta tempat pemulasaran jenazah.
Mengingat tower 7 merupakan rumah sakit darurat sementara tower 4,5, dan 6 akan dijadikan rumah sakit darurat juga nantinya, maka keempat tower tersebut dimasukkan dalam zona merah.
Hal itu dikarenakan Wisma Atlet Kemayoran kini dibagi menjadi 3 zona yaitu zona hijau, zona kuning, dan zona merah.
Baca Juga: Bukan Meramal, Mbah Mijan Malah Bongkar Kisah Pilu Soal Keluarganya di Tengah Corona: 'Sedih Aja'
Zona hijau di Wisma Atlet ini meliputi tower 1 yang dimanfaatkan sebagai media center dan kegiatan lainnya yang di luar zona kuning dan merah.
Untuk zona kuning meliputi tower 2 yang dimanfaatkan untuk dapur lapangan dan logistik serta tower 3 yang dijadikan asrama tenaga medis.
Tentunya berbeda zona artinya berbeda juga peraturannya.
"Tiap tiap zona memiliki aturan sendiri. Yellow zone wajib memakai masker dan APD yang minimal. Ketika masuk ke red zone, red zone kan tempatnya tower 7 dan tower yang lain untuk pasien itu harus APD lengkap," ujarnya.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR