Nakita.id - Tentang gejala awal seseorang terpapar virus corona, WHO sudah memberikan penyuluhan yang sangat jelas.
Mulai dari batuk, tenggorokan serasa kering, mirip gejala flu dan batuk dengan suhu tubuh tinggi merupakan gejala awal virus corona mendiami tubuh.
Namun, seiring pandemi virus corona belum juga usai, banyak dari peneliti bahkan dokter yang mengemukakan gejala-gejala baru terkait virus corona.
Salah satunya seperti kasus di Benua Eropa ini.
Pasien Covid-19 banyak yang melaporkan jika pada kakinya muncul lesi dermatologis kecil.
Tanda mirip campak itu muncul sebelum hasil tes mengatakan jika pasien positif terpapar virus corona.
Lesi berwarna keunguan yang muncul di kaki menjadi dugaan awal timbulnya Covid-19.
Lesi kulit sendiri adalah jaringan kulit yang tumbuh abnormal, baik permukaan maupun di bawah permukaan kulit.
Seperti yang dikemukakan dokter spesialis masalah kaki dan juga Dewan Umum Perguruan Tinggi Podiatris, laporan itu sudah ia terima dari berbagai negara di Benua Eropa.
"Temuan aneh ini telah dilaporkan dalam banyak kasus di beberapa negara, termasuk Italia, Perancis, dan Spanyol," menurut penyataan yang dikeluarkan oleh Dewan Umum Perguruan Tinggi Podiatris (dokter spesialis masalah kaki) di Spanyol.
Dikutip dari IFL Science, lesi berwarna keunguan mirip cacar ini air ini muncul di sekitar jari kaki dan sering sembuh tanpa meninggalkan bekas luka.
Banyak yang mengungkapkan jika sebelum gejala virus corona umum yang muncul, lesi keunguan ini muncul terlebih dahulu pada pasien.
"Dewan Podiatris mendesak perguruan tinggi dan anggotanya untuk sangat waspada. Karena ini (lesi di kaki) mungkin merupakan tanda deteksi Covid-19 yang dapat membantu mencegah penyebaran," imbuh pernyataan dewan tersebut.
"Dewan Podiatris ingin mengingatkan para orangtua dan kemungkinan korban, mengingat sifat lesi yang jinak maka tanda ini harus dipantau. Termasuk munculnya gejala klinis lain yang merupakan karakteristik Covid-19, seperti batuk, demam, gangguan pernapasan, dan lainnya," lanjutnya.
Awal adanya laporan tentang dugaan awal gejala baru virus corona ini saat bocah laki-laki berusia 13 tahun tiba-tiba memiliki lesi di kaki berdiameter 5-15 milimeter bulan lalu.
Setelah kemunculan lesi di kakinya, barulah ia mengalami demam, nyeri otot, sakit kepala, hingga muncul sensasi terbakar di kaki selama seminggu.
Meski begitu, laki-laki tersebut sembuh dengan sendirinya karena tiap imunitas tubuh seseorang berbeda-beda.
Meski begtu dokter setempat belum bisa mengkonformasi lebih lanjut apakah lesi tersebut bagian dari gejala awal virus corona.
Karena saat laki-laki itu mengeluhkan gejala di tubuhnya, ibu dan saudara perempuannya baru saja dikonfirmasi positif corona.
Kemungkinan besar, anak laki-laki itu bisa saja terpapar virus corona sebelum lesi kaki itu muncul.
Studi kecil sempat menyebutkan jika 1 dari 5 pasien yang terkonfirmasi positif virus corona mengalami manifestasi kulit, kulit menjadi merah dan gatal-gatal.
Yang ditakutkan dari dokter spesialis masalah kaki adalah, jika seseorang mempunyai lesi kaki tanpa riwayat sengatan, luka bakar atau yang lainnya.
Jika tiba-tiba saja muncul lesi di bagian tubuh tanpa riwayat penyakit sebelumnya, diwajibkan untuk karantina mandiri dan berkonsultasi pada dokter secara online ntuk mencegah lebih dini virus corona menyebar.
"Lakukan konsultasi dengan profesional medis melalui jarak jauh dan kirimlah foto ke dokter. Jika mungkin, mintalah tes Covid-19. Hanya pergi ke rumah sakit jika ada keadaan darurat," saran para pakar.
Podiatris saat ini tengah mempertimbangkan lesi menjadi salah satu gejala baru yang bisa mendeteksi seseorang terpapar virus corona.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR