Nakita.id - Belakangan santer kabar mengenai plasma darah yang bisa jadi salah satu obat untuk pasien Covid-19.
Tentu, hal tersebut jadi kabar baik di saat obat ataupun vaksin resmi untuk virus corona belum ditemukan.
Dilansir dari kanal YouTube 'Kompas TV' pada Rabu (22/4/2020) terapi plasma sebelumnya berhasil atasi pandemi Ebola dan Sars.
Lembaga Molekuler Eijkman bekerja sama dengan PMI dan pemerintah guna menguji klinis terapi plasma darah.
Seperti dikabarkan sebelumnya, terapi plasma darah ini membutuhkan waktu 2-3 minggu pengujian.
Plasma darah tersebut diambil dari pasien positif corona yang sudah sembuh lalu diberikan pada pasien Covid-19 yang dalam keadaan kritis.
Lalu, apakah semua pasien positif Covid-19 bisa menjadi pendonor plasma?
Berkaitan dengan hal tersebut ahli gentika dan biologi molekular FK UKM, Monica Rahardjo.
Mulanya, Monica mengabarkan bahwa saat ini praktik terapi plasma darah sudah dimulai di Indonesia.
"Sebenarnya sekarang sudah dimulai, karena setiap center-center di Jawa dan Bali sudah mendata pendonor dan ada center yang mulai mengambil plasmanya," jelas Monica Rahardjo.
"Cuma, untuk melakukan hal ini tentunya diperlukan memperhatikan keamanan dan kenyamanan penderita.
"Karena kriteria pendonor dengan resipien itu juga tidak bisa asal saja," sambungnya.
Kemudian, Monica Rahardjo menjelaskan bahwa ada kriteria tertentu yang harus dipatuhi.
Bukan tanpa alasan, dijelaskan bahwa tidak semua pasien positif corona yang sembuh bisa jadi pendonor.
"Donor mempunyai kriteria tertentu dari sepien punya kriteria tertentu.
"Untuk donor itu yang pertama itu harus positif, dia telah memberikan hasil positif pada PCR sebelumnya dan kemudian dia harus sembuh 14 hari dari gejala-gejalanya.
"Setelah sembuh dia harus mengalami tes PCR dua kali dan memberikan hasil negatif, nah itu salah satu kriteria daripada pendonor yang dapat diambil plasmanya," jelas Monica Rahardjo.
Ahli genetika dan biologi molekuler tersebut juga menjelaskan mengenai kapasitas plasma darah satu orang bisa dipakai untuk dua pasien.
"Jangan salah, satu orang itu bisa menghasilkan 500cc plasma, jadi dapat diberikan kepada dua orang penderita.
Baca Juga: Berita Penting Soal Covid-19 yang Diungkap Oleh Ahli, Apakah Lalat Bisa Tularkan Virus Corona?
"Tetapi itu disesuaikan dengan kondisi donor, donor yang tidak bisa memberikan 500cc, mungkin dia bisa memberikan 250cc, tetapi pengambilan plasma ini dapat diulang dalam 14 hari," jelas Monica.
"Jadi, satu orang donor itu tidak hanya cukup sekali karena bisa diulang, ada juga program donor itu bisa diberikan secara kontinu," sambungnya.
Dengan begitu, Monica Rahardjo juga optimis angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia bisa diredam.
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR