Nakita.id- Perempuan dikenal dengan kemampuannya melakukan multitasking. Termasuk Moms bekerja, yang secara bersamaan mengurus keluarga, menjadi manajer rumah tangga, dan menyelesaikan pekerjaan kantor.
Begitu padatnya kegiatan sehari-hari sehingga Moms sering mengabaikan kondisi kesehatan diri termasuk kesehatan jantungnya.
Padahal saat ini, penyakit kardiovaskuler, termasuk di dalamnya adalah penyakit jantung koroner, menjadi salah satu penyakit paling mematikan bagi perempuan di dunia.
Menurut data World Heart Federation, penyakit kardiovaskuler menjadi penyebab kematian 1 dari 3 perempuan di dunia. Setiap tahunnya, 3,3 juta perempuan meninggal akibat penyakit kardiovaskuler.
Sebenarnya risiko perempuan untuk terkena serangan jantung koroner lebih rendah dibanding dengan laki-laki.
Baca juga: Wow! Berat Badan Turun 16 Kilogram dengan Trik Diet Ini Moms, Mau?
Ini karena perempuan memiliki hormon estrogen yang dapat melindung dari penyakit jantung koroner dan stroke.
Namun semakin usia bertambah, jumlah hormon ini dalam tubuh juga berkurang, terutama saat memasuki usia menopause.
“Sayangnya, karena rendahnya risiko terkena penyakit jantung koroner, perempuan cenderung mengabaikan kondisi kesehatannya. Apalagi jika ia adalah ibu bekerja yang waktunya banyak digunakan untuk mengurus keluarga dan pekerjaannya.
Padahal saat umur sudah bertambah dan hormon berkurang jumlahnya, perempuan akan lebih rentan terkena penyakit berbahaya, salah satunya adalah penyakit jantung koroner,” jelas Dr. dr. Amiliana Mardiani Soesanto, SpJP dari Departemen Kardiologi & Kedokteran Vaskuler FKUI/RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.
Secara umum, risiko penyakit jantung yang terutama adalah merokok, kolesterol tinggi, hipertensi, kencing manis, riwayat keluarga, dan menopause.
“Sebagai anggota dari World Heart Federation, Yayasan Jantung Indonesia ikut mengadakan program Go Red for Women yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan perempuan terhadap penyakit jantung. Hal ini sangat penting karena perempuan punya peranan penting bagi anak-anaknya, suami, dan juga rekan-rekan di tempat ia bekerja,” jelas Syahlina Zuhal, Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia.
Baca juga: Tak Disangka Dysphoric Pramenstruasi Sebabkan Perempuan Depresi Berat
Menurut data dari World Heart Federation, 80% kasus penyakit kardiovaskuler dapat dicegah dengan edukasi yang tepat dan perubahan gaya hidup seperti menyeimbangkan gizi dengan pola makan yang sehat, tidak merokok, pandai mengelola stres, memantau tekanan darah, dan teratur berolahraga.
Tak hanya menjalani gaya hidup sehat, perempuan juga harus paham tanda-tanda terkena serangan jantung agar bisa segera tertangani dengan tepat.
Gejala-gejala serangan jantung pada umumnya adalah sakit dada seperti tertekan, bisa menjalar ke bahu kiri, rahang, maupun punggung.
Baca juga: Menyanyilah, Maka Moms Akan Awet Muda (dan Juga Bikin Bahagia)
“Namun pada perempuan, serangan jantung sering kali memiliki gejala-gejala yang tidak khas. Gejalanya bisa seperti sedang masuk angin, terkena maag, kondisi tubuh terasa cepat lelah, atau gejala umum lainnya yang tidak khas. Untuk mengetahui secara pasti, lebih baik periksakan kondisi jantung setiap setahun sekali, terutama jika sudah memiliki faktor risiko,” kata dr. Amiliana.
Syahlina Zuhal menyatakan harapannya agar para ibu tidak hanya mengedukasi dirinya tentang penyakit jantung dan gaya hidup sehat, tapi juga anggota keluarga, terutama anak-anak agar mereka pun dapat mengurangi risiko terkena penyakit jantung sejak dini. (*)
(Soesanti Harini Hartono / Nakita.id)
Source | : | Yayasan Jantung Indonesia |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR