Nakita.id - Pandemi virus corona membuat pemerintah mengeluarkan larangan mudik.
Pemberlakukan larangan itu sendiri sudah dimulai sejak (24/4/2020) kemarin, dengan membatasi transportasi darat, laut, dan udara.
Larangan mudik terpaksa dilakukan demi mencegah penyebaran Covid-19 ke daerah-daerah tujuan pemudik.
Tapi, tidak bisa dipungkiri kalau hal ini seperti memakan buah simalakama.
Artinya, apapun yang dilakukan serba salah karena tidak sedikit orang yang ingin kembali ke kampung halaman lantaran kehilangan pekerjaan mereka.
Mengutip dari Wartakota, nasib demikian menimpa Agung yang baru saja kena PHK tapi tak bisa mudik.
Agung merupakan pengendara motor yang hendak mudik ke wilayah Pemalang, Jawa Tengah.
Namun, ia diberhentikan di Pos Penyekatan di Jalan Sultan Agung, Kecamatan Medan Satria, Bekasi (28/4/2020) kemarin.
Ia mengaku terpaksa mudik karena sudah dipecat dari tempatnya bekerja sejak diberlakukan PSBB.
Agung menambahi kalau dirinya sudah 12 hari berdiam di kosnya setelah kena PHK.
Tidak sendiri, ia juga bersama temannya Samtirawan yang juga tak ada uang untuk hidup di perantauan.
"Kalau kita di sini dikasih makan engga, kalau ada yang jamin kasih makan engga apa apa, kita mati di sini siapa yang tanggungjawab," ucap Agung.
"Ngga ada yang jamin, ngga ada yang ngasih kejelasan, mending saya mati di kampung dari pada mati di sini. Saudara juga ngga ada. Ngga ada siapa-siapa," lanjutnya.
Agung mengaku tak punya saudara di Tangerang dan tinggal bersama rekannya yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online.
"Kita perantau, ngga ada saudara. Sedih mau ngapain di sini. Ngga ada kerjaan, ngga ada uang. Terus bayar kosan juga dari mana?" kata Agung.
Ia mengaku hanya berbekal uang Rp300 ribu sisa gajinya yang hanya cukup untuk bensin dan makan selama perjalanan.
Kepada petugas polisi yang berjaga di pos itu, keduanya terus memohon agar diizinkan melintasi jalan tersebut.
Mereka mengaku telah lapor ke aparat kelurahan di Tangerang dan siap dikarantina ketika sampai kampung halaman.
"Saya tolonglah, kami siap di karantina 14 hari saat sampai di sana. Dari pada bertahan di sini, ngga ada uang. Ngga bisa makan, nanti mati kelaparan," tuturnya.
Source | : | Wartakota |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR