Nakita.id - Kabar duka kembali menyelimuti industri musik Tanah Air.
Penyanyi legendaris yang terkenal dengan aliran campursari, Didi Kempot meninggal dunia.
Pria yang dijuluki The God Father of Broken ini menyisakan kesedihan yang amat mendalam bagi para penggemarnya.
Meninggal di usia 53 tahun, Didi Kempot diduga terserang penyakit jantung.
Ia dikonfirmasi meninggal tepat pukul 07.30 WIB di Rumah Sakit Kasih Ibu, Surakarta, Jawa Tengah.
Karya-karya Didi Kempot lah yang kini bisa jadi kenangan manis bagi penggemar setia dan para sobat ambyar.
Selalu aktif dan tak pernah mengeluh kesakitan, siapa sangka Didi Kempot menjadi korban keganasan dari penyakit jantung yang dikenal jadi pembunuh nomor 1 di dunia.
Untuk menghindarkan penyakit jantung dari tubuh kita, sebenarnya bisa dilakukan dengan pola hidup yang sehat.
Kesalahan pemahaman pola hidup ini jadi salah satu pemicu utama penyakit jantung bersarang di tubuh kita.
Apa-apa saja kebiasaan buruk yang tak disangka oleh semua orang yang bisa menimbulkan penyakit jantung?
Nakita.id telah merangkum dari Time.com pola hidup yang salah yang masih sering dilakukan kebanyakan orang yang bisa memicu penyakit jantung.
1. Menonton TV terlalu lama
Menonton TV terlalu lama meningkatkan risiko terjadinya serangan kantung dan stroke.
Harmony R Reynolds dari Cardiovascular Clinical Research Center di NYU Langone Medical Center, New York mengatakan, kurang gerak mempegaruhi kadar lemak dan gula dalam darah.
Menurut dia, melakukan sedikit olahraga pun tak akan berarti jika lebih banyak menghabiskan waktu untuk menonton TV atau film selama berjam-jam.
2. Stres hingga depresi
Jangan membiarkan rasa stres hingga depresi.
Jika sudah merasa stres, segera cara pertolongan kepada orang lain jika tidak bisa mengatasinya sendiri.
Ceritakanlah masalah yang membuat stres kepada orang dekat yang Anda percaya.
Stres bisa meningkatkan tekanan darah dan memicu penyakit jantung.
Reynolds mengatakan, bersosialisasi, tertawa bersama teman-teman dapat membantu menghilangkan stres.
3. Mengabaikan kebiasaan mendengkur
Kebisaan mendengkur saat tidur bisa jadi tanda-tanda serius dari masalah obstructive sleep apnea atau henti napas saat tidur.
Gangguan itu bisa menyebabkan peningkatan risiko sakit jantung.
Henti napas saat tidur membuat aliran darah ke seluruh tubuh menjadi tidak lancar, termasuk ke jantung dan otak.
Ahli kardiovaskular Robert Ostfeld mengatakan, bila Anda suka mendengkur dan bangun tidur terasa sangat lelah, periksalah ke dokter.
4. Jarang bersihkan gigi
Gigi harus dibersihkan dua kali sehari dengan menyikat gigi dan juga menggunakan benang gigi (flossing).
Dokter Osfeld mengatakan, tidak membersihkan gigi dengan baik bisa menyebabkan menumpuknya bakteri dan meningkatkan masalah gusi.
Sejumlah penelitian menunjukkan, masalah pada gigi dan mulut itu bisa memicu peradangan pada tubuh, termasuk di pembuluh darah atau asterosklerosis.
5. Tidak olahraga teratur
Olahraga bukan hanya sekali atau dua kali saja dilakukan, tetapi harus teratur dan terukur untuk meningkatkan kesehatan jantung.
Bila belum terbiasa olahraga, mulainya dengan intensitas ringan.
Menurut dokter Judith S Hochman dari Cardiovascular Clinical Research Center banyak orang-orang berusia 40-50 tahun yang tidak konsisten dalam berolahraga.
6. Makan berlebihan
Makanlah secukupnya dengan gizi seimbang.
Makan terlalu banyak menyebabkan kelebihan berat badan yang menjadi salah satu faktor risiko utama terjadinya penyakit jantung.
Tingginya lemak dalam darah bisa menyebabkan penumpukkan plak di pembuluh darah.
Kurangi kebiasaan minum minuman manis dan menggantinya dengan minum air putih saja juga membantu penurunan berat badan dan risiko sakit jantung.
7. Merokok
Menurut dokter Ostfeld, merokok adalah bencana besar bagi jantung.
Ia menjelaskan, merokok dapat meningkatkan pembekuan darah, menghambat aliran darah ke jantung, hingga meningkatkan penumpukkan plak di pembuluh darah.
Tak hanya bagi merokok, mereka yang tidak merokok tetapi tinggal dengan seorang perokok pun berisiko terkena penyakit jantung.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Source | : | time.com |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR