Nakita.id - Usai masuk dalam daftar pencarian orang, YouTuber Ferdian Paleka akhirnya diringkus polisi.
Pelaku prank sembako sampah untuk transpuan ini tak berkutik setelah usaha untuk kabur sia-sia belaka.
Dikabarkan, Ferdian Paleka kini diamankan di Polrestabes Bandung.
Kedua orangtua YouTuber tersebut pun disebut ikut campur tangan atas kaburnya Ferdian Paleka.
Kaburnya YouTuber yang melakukan prank sembako sampah tersebut kini hanya sia-sia.
Dilansir dari Kompas.com, Ferdian Paleka terancam dipenjara 12 tahun lamanya.
Kepala Polrestabes Bandung Kombes Ulung Sampurna Jaya mengatakan, Ferdian dan rekan-rekannya akan dijerat dengan UU ITE.
Usai menghuni hotel prodeo, belakangan penampilan terbaru Ferdian Paleka jadi sorotan warganet.
Ya, YouTuber asal Bandung itu kini tampil dengan kepala plontos.
Tak hanya itu saja, di media sosial juga ramai Ferdian Paleka jadi tontonan napi lain di dalam penjara.
Dalam video tersebut tampak teman Ferdian Paleka sedang push up.
Ferdian Paleka juga sempat menunjukkan wajah kesakitan lantaran ada pria yang tiba-tiba memukul punggungnya.
Tak hanya itu, Ferdian Paleka kemudian langsung disuruh untuk menyusul temannya yang push up.
Video singkat yang beredar di Instagram tersebut langsung menyita perhatian warganet.
Banyak warganet yang menyoroti suasana di dalam penjara.
"Ehh gak gtu jga itu siapa yg mukul," tulis lollyindonesia.
"Buset dibotakin sm gk pake baju begtu kah dihukum nya?" tulis cc.rt29.
"oh gini penjara teh," tulis irfanlhakim.
Ada juga warganet yang menaruh rasa iba pada YouTuber tersebut.
"Udah atuh jngn diginiin,,, kasian, walau gmna pun juga semua yg belum melalui persidangan tdk boleh dihukum fisik," tulis hennisyuman.
"Kasian juga," tulis ale.ayulestari.
"Ya Tuhan kasihan bgt.... Ambil hikmahnya bro,semoga jd pelajaran," tulis ryand_aldi.
Waduh, kalau menurut Moms sendiri bagaimana?
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR