Nakita.id - Dua bulan lamanya sejak 14 Maret silam, Indonesia dikejutkan dengan merebaknya virus corona.
Tepatnya awal Maret, pasien 01 ditemukan positif virus corona.
Tak disangka, sejak saat itu korban masih berjatuhan dan bahkan semakin melebar luasnya.
Awal temuan kasus memang berada di Jakarta, namun, kasus baru ditemukan pertengahan Maret di Kota Solo.
Sejak saat itu, Indonesia digemborkan untuk melakukan lockdown, atau karantina wilayah untuk memutus mata rantai virus corona.
Namun, bukan kebijakan lockdown yang dipilih Presiden Jokowi, ia kembali meninjau wilayah yang sangat pesat dampak Covid-19 ini dan lebih memilih melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
PSBB atau pembatasan sosial berskala besar, memang tak se ketat lockdown, tapi penerapannya hampir sama.
Kebijakan PSBB ini dimaksudkan agar pandemi ini cepat berakhir dan Indonesia kembali pulih.
Akibat PSBB ini, sekolah dan pekerjaan dilakukan di rumah.
Kebijakan PSBB ini terus mendapat perbaharuan tanggal, karena masih belum terlihat signifikan penekanan virus ini.
Terakhir, PSBB di hampir seluruh wilayah di Indonesia berakhir pada 29 Mei mendatang.
Itu artinya, lebaran kali ini akan terasa sangat berbeda karena hanya bisa di rumah saja, berkumpul dengan saudara serumah.
Dalam hal ini, ternyata Moms bisa lho memanfaatkan waktu lebaran ini menjadi waktu yang berkualitas membangun kemesraan pada keluarga.
Dilansir dari Kompas.com, Denrich Suryadi, M.Psi, seorang psikolog menjabarkan bagaimana Moms bisa menjalin hubungan lebih mesra lagi kepada anak dan pasangan.
Pertama, orangtua akan punya lebih banyak waktu untuk menerapkan pola asuh yang lebih positif dengan memberi waktu dan perhatian lebih banyak lewat pendampingan anak belajar secara daring.
Pola asuh positif artinya orangtua memberikan dukungan, dorongan, dan pendekatan pada anak secara positif.
Caranya? Memberi penjelasan atau alasan tentang perilaku yang diinginkan dan yang kurang baik, memandang perbedaan anak dalam berproses belajar, sehingga orangtua dapat bersikap lebih sabar.
Selain itu, mendengarkan anak dan memberi kesempatan bagi anak untuk mengembangkan diri dengan caranya sendiri, dan percaya pada anak bahwa ia mampu mandiri dan bertanggungjawab.
Kedua, banyak hal-hal kreatif yang dapat dilakukan bersama di rumah seperti bermain, menanam, main musik/nyanyi bersama, memasak, mencuci mobil.
Ketiga, anak juga akan lebih melihat perubahan orangtua dan lebih merasakan kedekatan dengan orangtua.
Saling mengenal satu sama lain dalam satu rumah selama beberapa hari akan meningkatkan kelekatan antar anggota keluarga.
Buatlah ritual baru seperti bermain bersama setiap sore, olahraga pagi bersama, Moms dan Dads bergantian memiliki waktu berkualitas beraktivitas baru bersama anak.
Keempat, masing-masing orangtua juga akan lebih merasakan dan menghayati perannya di rumah.
Selama ini mungkin tidak pernah ada waktu untuk menemani belajar, bermain bersama, memasak untuk suami dan anak, membereskan rumah, membantu istri, memperbaiki rumah dan lainnya.
Biasanya pasangan sibuk bekerja, sudah lelah sampai rumah dan tidak memiliki energi lebih untuk memaknai peran masing-masing dalam keluarga.
Kelima, pasangan suami istri akan memiliki waktu lebih banyak juga untuk menampilkan diri lebih positif.
Jika keduanya bersedia berubah menjadi lebih baik, maka aksi-reaksi pasutri ini akan membuahkan relasi suami-istri yang lebih harmonis.
Saling membantu pekerjaan rumah, saling memberikan apresiasi atau pujian ketika dibantu atau sekedar bercengkerama di rumah.
Keenam, orangtua juga dapat memberi edukasi kesehatan bagi anak dari mulai kebiasaan mencuci tangan, memperhatikan kebersihan diri, dan pastinya membangun mental dan budaya bersih yang positif bagi anak.
Kebiasaan positif ini akan sangat baik dimiliki meskipun pandemi ini telah berlalu.
Ketujuh, pastinya relasi dan interaksi positif ini dapat mengurangi stres yang dialami dan memampukan kita membangun imunitas alias kekebalan tubuh.
Semuanya tergantung dari sudut pandang kita melihatnya.
Meskipun dalam situasi serba terbatas, kita tetap dapat mengusahakan hal terbaik bagi keluarga.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR