Untuk mengurangi dampak, Abe juga menjanjikan pemberian 100.000 yen (Rp 14 juta) untuk setiap warga Jepang sebagai bagian dari paket stimulus senilai 1 triliun dollar AS (Rp 15 kuadriliun).
Namun bantuan ini tidak lepas dari kritikan, karena penyaluran bantuan 2 masker ke rumah tangga tidak berjalan lancar.
Tobias Harris seorang ahli politik Jepang dari konsultan Teneo mengungkapkan kepada AFP, bahwa kinerja Abe "tidak merata".
"Saya pikir dia telah kesulitan di garis terdepan sejak awal, komunikasinya tidak efektif, dan tidak dilayani dengan baik oleh para pembantunya," tambah Harris.
Kebijakan penutupan sekolah mungkin membantu mengatasi penyakit ini, tapi Harris meyakini standar kebersihan yang tinggi, populasi yang umumnya sehat, dan kebiasaan memakai masker sebagai alasan yang lebih mungkin di balik rendahnya tingkat kematian Jepang.
Namun spekulasi apa pun harus disikapi dengan hati-hati karena begitu banyak yang belum diketahui tentang penyakit ini.
"Mungkin perlu lebih banyak pengamatan untuk menjawab teka-teki Jepang."
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Misteri di Balik Keberhasilan Jepang Tangani Virus Corona")
Source | : | kompas |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR