Nakita.id - Baru-baru ini media sosial heboh membahas "surrogate mother" alias jasa sewa rahim.
Hal ini menjadi viral setelah pernyataan presenter kawakan Jeremy Teti yang menyebutkan, kaum sesama jenis bisa memiliki keturunan dengan cara menyewa rahim.
Kontan hal tersebut memancing reaksi pedas dari banyak pihak.
Penting diketahui, surrogate mother merupakan suatu kondisi dimana sepasang suami istri meminjam rahim perempuan lain supaya bisa memiliki anak.
Biasanya metode ini dilakukan oleh pasangan yang sulit mempunyai keturunan.
Moms, hal tersebut memiliki efek samping bagi ibu yang dipinjam rahimnya, lo.
Juga berisiko untuk bayi yang dilahirkan nantinya.
Penelitian baru menyebutkan, bayi yang lahir dari hasil penyewaan rahim akan mengalami kesulitan emosional lebih tinggi dari anak yang lahir dari ibu kandung mereka.
Dalam studi tersebut dijelaskan, nantinya anak akan sulit menerima bahwa mereka dulunya dibawa oleh wanita yang bukan ibunya.
Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh penelitian dari Pusat Penelitian Keluarga di University of Cambridge.
Penelitian tersebut melibatkan 30 keluarga menggunakan rahim pengganti, 31 keluarga yang menggunakan sumbangan sel telur, 35 keluarga yang menggunakan sperma donor, dan 53 keluarga lain hamil alami.
BACA JUGA: Jeremy Teti: LGBT Bisa Sewa Rahim. Tapi Risikonya Mana Tahan
Dalam penelitian tersebut ditemukan, anak yang lahir dari rahim yang disewa akan cenderung mengalami masalah emosi dan perilaku.
Anak yang dibawa perempuan bukan ibunya (ibu yang mengandungnya) akan tumbuh menjadi pribadi agresif, juga kesulitan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar.
Selain itu, dari hasil penelitian ditemukan, anak dari hasil sewa rahim tumbuh menjadi anak mudah gelisah berlebihan dan rentan depresi.
Ternyata mereka butuh perjuangan lebih untuk membina hubungan emosional dengan 'orangtua sesungguhnya'.
Mulia! Seperti Ini Cara Jennifer Lawrence Menjalani Natal. Hebat Kan?
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | dailymail.co.uk |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR