"Dia merupakan pasien Covid-19 dengan kondisi paling parah di ICU atau mungkin di seluruh rumah sakit (AS)," kata Dr. Beth Malsin, spesialis paru dan perawatan kritis di Northwestern Memorial Hospital dalam sebuah pernyataan.
"Tak jarang tim kami harus segera melakukan oksigenasi dan memastikan organ-organ lain tetap sehat untuk mendukung tranplantasi. Hal ini dilakukan baik siang dan malam," imbuh Beth.
"Momen paling membahagiakan adalah ketika hasil tes Covid-19 negatif. Itu tanda pertama bagi kami yang menunjukkan virus di tubuhnya sudah bersih dan bisa melakukan transplantasi," ungkap Beth.
Operasi transplantasi paru memakan waktu selama 10 jam.
"Ini lebih lama dari biasanya, karena peradangan yang disebabkan oleh Covid-10 memengaruhi jaringan di sekitarnya seperti jantung, dinding dada, dan difragma," kata Dr. Ankit Bharat, kepala bedah toraks dan direktur bedah program transplantasi paru di Northwester Medicine kepada New York Times.
Baca Juga: Awalnya Takut Zaskia Adya Mecca Nekat Bawa Anak-anak Imunisasi di Tengah Pandemi Covid-19, Kenapa?
Kerusakan paru-paru pada perempuan itu, dikatakan Bharat, adalah salah satu yang terburuk yang pernah dilihatnya.
Kata Bharat, perempuan itu tidak memiliki kondisi medis serius. Dia mengonsumsi obat penekan sistem kekebalan tubuh untuk penyakit ringan.
Namun tidak jelas, apakah obat itu membuatnya lebih rentan terhadap paparan virus. Menurut Bharat, kondisi perempuan itu sudah membaik.
"Dia sudah sadar dan tersenyum. Dia pun melakukan video call dengan keluarganya," kata Bharat.
Kendati demikian, perempuan itu masih belum pulih sepenuhnya dan masih menggunakan ventilator.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR