Saat ini, dia diresepkan obat untuk menekan sistem kekebalan agar tubuh tidak menolak paru-paru baru yang dapat meningkatkan risiko infeksi.
Bharat mengatakan, tes yang dilakukan beberapa kali untuk melihat apakah obat itu dapat mengaktifkan virus corona lagi sudah dilakukan.
Dari beberapa tes yang dilakukan, semuanya menunjukkan hasil negatif.
"Transplantasi paru adalah satu-satunya kesempatannya untuk bertahan hidup," kata Bharat.
"Kami ingin pusat transplantasi lain mengetahui bahwa walaupun prosedur transplantasi pada pasien ini secara teknis cukup menantang, itu dapat dilakukan dengan aman, dan prosedur ini memberi harapan hidup untuk pasien Covid-19.
Setelah transplantasi paru-paru, lebih dari 85 hingga 90 persen pasien bertahan hidup satu tahun dan dapat berfungsi secara mandiri dalam kehidupan sehari-hari, menurut pernyataan itu.
"Bagaimana seorang perempuan sehat berusia 20 tahunanan sampai pada titik ini? Masih banyak yang kita belum pelajari tentang Covid-19," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Untuk Kali Pertama, Pasien Covid-19 Menerima Transplantasi Paru-paru"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR