Nakita.id.- Diabetes adalah gangguan metabolisme gula darah yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan atau memproduksi insulin secara cukup.
Ini kemudian menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah dalam darah (hiperglikemia) yang secara perlahan merusak berbagai organ tubuh melalui aliran darah.
BACA JUGA: Diet Sehat Harus Dilakukan. 4 Diet ini Banyak yang Melakukan, Tapi...
Berbeda dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2, diabetes tipe 3 tidak berkaitan kadar gula darah.
Diabetes tipe 3 justru disebabkan oleh defisiensi kadar insulin yang menuju otak. Minimnya kadar insulin dalam otak dapat menurunkan kerja dan regenerasi sel otak sehingga memicu terjadinya penyakit Alzheimer.
Penyakit yang menyerang sel otak seperti Alzheimer berjalan sangat lambat namun dapat dimulai saat seseorang berusia muda, dan perkembangannya dipengaruhi oleh gaya hidup.
Kondisi sindrom metabolik seperti diabetes dan obesitas merupakan penyebab utama dari perkembangan penyakit neurodegenertif.
Suatu studi menunjukan risiko Alzheimer dan dementia vaskuler bisa berkali lipat lebih tinggi pada penderita diabetes dibandingkan dengan individu yang sehat, namun hubungan keduanya merupakan hal yang kompleks.
Alzheimer pada penderita diabetes kemungkinan disebabkan oleh resistensi hormon insulin dan tingginya kadar gula dalam darah, sehingga menyebabkan kerusakan dalam tubuh — termasuk kerja dan fungsi regenerasi sel otak.
Meski demikian, terdapat mekanisme lain yang menjelaskan bahwa Alzheimer bisa saja terjadi dengan sendirinya tanpa mengikut penyakit diabetes.
Namun keduanya dipicu oleh faktor risiko yang mirip, yaitu pola konsumsi tinggi karbohidrat dan glukosa, serta terlalu sedikit lemak yang justru dibutuhkan untuk kesehatan otak.
BACA JUGA: Mengenal Diabetes Tipe 3, Gangguan Otak Yang Sebabkan Alzheimer
Memang benar, Moms, penyakit Alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang terjadi secara perlahan akibat berkurangnya jumlah sel otak yang sehat.
Kerusakan sel otak tersebut ditandai dengan penurunan kemampuan berpikir dan mengingat.
Bahkan pada stadium lanjut, seseorang dapat kehilangan kemampuan berbicara dan berbahasa, disorientasi, hilangnya motivasi, mengalami perubahan mood drastis, serta gangguan perilaku.
Kondisi diabetes memerlukan perubahan gaya hidup yang spesifik agar kadar gula darah selalu terkontrol, namun disaat yang bersamaan asupan yang tepat juga diperlukan untuk menjaga kesehatan otak.
Berikut beberapa hal yang dilakukan untuk menyeimbangkan kadar gula darah dan kesehatan otak, terutama pada penderita diabetes:
1. Menyeimbangkan kadar gula darah dengan makan makanan segar (utuh) dan yang memiliki indeks glikemik rendah.
Hal ini dapat dicapai dengan mengurangi kalori dari glukosa dan karbohidrat dari makanan olahan, alkohol dan gula.
Lalu mengganti kalori dari pola asupan tinggi protein seperti yang berasal dari kacang-kacangan, daging putih dan merah serta telur secukupnya.
2. Konsumsi asam lemak omega-3 sangat diperlukan untuk kesehatan otak dan cenderung aman bagi penderita diabetes, terutama yang bersumber dari ikan, minyak kelapa dan zaitun, telur serta kacang dan biji-bijian.
3. Rutin berolahraga – diperlukan untuk menyeimbangkan asupan kalori dan membantu penggunaan glukosa lebih efektif serta aktivitas fisik dapat memperlambat penurunan fungsi kognitif otak.
BACA JUGA: Kisah Nyata Nenek 62 Tahun. Lulus Kuliah Cum Laude Bersama Cucu
4. Mengendalikan stres karena stres berdampak buruk pada kesehatan tubuh dan otak.
Pengendalian stres juga dibutuhkan untuk menjaga kadar gula darah dan mencegah perkembangan kerusakan otak.
5. Punya waktu tidur yang cukup. Kadar gula darah cenderung meningkat saat seseorang kurang tidur, sehingga kecukupan waktu tidur diperlukan untuk mengatasinya.
Selain itu, waktu tidur berkualitas adalah momen penting bagi sel otak beregenerasi secara optimal dan melindungi sel otak dari kerusakan. (*)
Source | : | Kompas.com,metro.co.uk,alodokter.com,everydayhealth.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR