Nakita.id - Sosok Jennifer Dunn kembali menjadi buah bibir di jagat maya, lantaran penangkapannya terkait kasus narkoba.
Kehidupan Jennifer yang terbilang kontroversial pun seolah tak lepas dari pandangan warganet, tak heran setiap gerak-geriknya menjadi perbincangan.
Bahkan usai penangkapan Jennifer, kabar putrinya pun sempat dipertanyakan warganet.
Anak Jennifer berinisial CD diketahui masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK), ia berada di rumahnya saat sang ibunda ditangkap polisi pada Minggu (31/12/2017) lalu.
Hal itu diungkap oleh ketua RT di lingkungan rumah Jennifer di kawasan Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Lalu, bagaimana kondisi dan nasib putrinya itu?
Menurut Psikolog Associate LPTUI, Andra Charles, M.Psi, anak yang lekat pada orangtua sebagai figur utama, jika melihat figur utamanya mengalami perubahan emosi, pada umumnya lebih rentan untuk ikut merasakan emosi negatif tersebut.
"Saya tidak bisa bilang bagaimana kondisi psikologis anak Jenifer saat ini karena saya tidak bertemu langsung dan melakukan pemeriksaan. Jika dilihat dari usia anak yg masih TK (pra sekolah) anak cenderung masih berpikir secara pra oprational, artinya anak masih memaknai dunia sesuai dengan apa yang nyata ia lihat, sudah mampu berpikir logis namun sederhana. Nah untuk anak dengan usia seperti ini jika terjadi sesuatu disekitarnya ia cenderung ingin tahu dan bertanya, namun pemahamannya pun masih terbatas," papar Andra.
Nah Moms sementara terkait trauma pada anak, Andra pun mengatakan bisa saja suatu peristiwa menimbulkan perasaan yang tidak nyaman.
"Untuk mengetahui apakah anak akan trauma atau tidak, kita perlu melihat lebih jauh sebera besar paparan berbagai peristiwa yang terjadi, bagaimana rekasi anak dan apa yang dilakukan orang dewasa di sekitarnya untuk membantu anak, serta apakah ada perubahan prilaku yang signifikan pada anak, misalnya jadi pendiam, makan tidur atau rutinitas lain terganggu," paparnya.
BACA JUGA : Kondisi dan Kabar Anak Jenifer Dunn Jadi Sorotan, Ini Kata Psikolog
Andra pun berpesan agar masyarakat lebih bijak dalam menyoroti suatu kasus.
"Sementara untuk saat ini fenomena yang terjadi adalah maraknya komentar masyarakat yg negatif yang dengan mudah diakses di media sosial atau internet. Nah, jika suatu hari anak dapat mengakses, membaca atau melihat langsung hal tersebut, tentu hal ini akan membuat anak bertanya-tanya dan memunculkan berbagai emosi negatif pada anak. Untuk itu masyarakat perlu bijak dalam berkomentar, seperlunya dan sewajarnya," tutupnya.
Agar Anak Tidak Terjerumus Narkoba seperti Jennifer Dunn, Moms Perlu Lakukan Hal Ini
Kabar yang baru saja tersiar, sosok artis Jennifer Dunn kembali ditangkap polisi karena kasus narkoba.
Kasus yang menjerat Jennifer kali ini bukanlah yang pertama, bahkan saat usianya masih 15 tahun, ia juga pernah dipenjara karena kasus narkoba.
Ditambah lagi dengan temuan dari Badan Narkotika Nasional (BNN) yang sudah banyak menangani kasus narkoba yang melibatkan anak usia SD hingga SMP.
Hal itu tentunya akan membuat banyak orang tua khawatir pada anak meraka yang memiliki kemungkinan terjerat narkoba bahkan sejak di usia yang masih muda.
BACA JUGA : Memesona! Ini Potret Mama Tiri Teuku Rassya yang Mirip Artis Hollywood
Untuk itu Moms dan Dads harus melakukan tindakan pencegahan agar anak-anak tak terjerumus pada zat-zat adiktif berbahya tersebut.
Melakukan pencegahan jauh lebih mudah daripada mengobati kecanduan narkoba, Moms.
Jangan menunggu anak hingga dewasa baru mengajarinya tentang bahaya narkoba, usahakan untuk ajari mereka sedini mungkin sejak usia 5 atau 6 tahun.
Moms bisa memberitahu si kecil untuk tidak meminum obat atau menerima pil apa pun dari siapapun yang tidak di kenalnya.
Selain itu, Moms bisa melakukan pencegahan dengan melakukan hal-hal berikut;
1. Selalu menjadi pendukung anak
Bad time or good time, ketika Si Kecil mendapat masalah atau tidak, dukunglah segala sesuatu yang positif dalam kehidupan anak, seperti nilai bagus, bersikap baik dalam olahraga atau hobi, membantu teman atau kerabat.
Pastikan mereka tahu bahwa Moms memerhatikan hal-hal positif pada diri mereka.
Hal ini memperkuat konsep perilaku positif yang mengarah pada penguatan positif, Moms.
Jangan hanya mengandalkan guru, teman atau orang lain untuk mendukung perilaku baik anak.
Jika anak mendapat masalah, dengarkan semua keluhannya. Dukung dirinya mencari jalan keluar terbaik.
Pastikan anak tahu bahwa Moms akan selalu berada di sana untuk mendukungnya.
2. Ajarkan pada Si Kecil bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi
Jelaskan pada anak bahwa setiap apa yang mereka lakukan memiliki konsekuensi, terutama jika mereka melakukan hal yang buruk.
Mulailah bersikap tegas jika anak melakukan hal yang tidak baik dan berikan pengawasan yang ketat.
Bersikap tegas bukan berarti harus bersikap keras dan marah.
3. Selalu up to date dengan hal-hal yang berbau narkoba termasuk tanda-tanda kecanduan narkoba
Diberantas satu, muncul dalam bentuk yang lain. Inilah jahatnya narkoba yang seolah tak ada matinya.
Maka tugas Moms dan Dads untuk selalu mengikuti berita-berita tentang narkoba termasuk penyebaran dan gejala yang mungkin muncul bila seseorang kecanduan.
Hal ini berguna bila anak memperlihatkan perilaku yang tidak biasa. Pastikan untuk mendiskusikan lebih dulu dengan anak mengapa perilakunya berbeda.
Bila anak ternyata terbukti telah bersentuhan dengan narkoba, segera lakukan tes dan konseling.
4. Selalu terlibat dalam kehidupan anak
Moms dan Dads bisa turut aktif dalam setiap kegiatan yang si kecil lakukan dan usahakan menaruh minat pada apa yang ditekuni anak.
BACA JUGA : Gemesin! Alfredo Elfata Mirip Banget dengan Kezia Karamoy Saat Kecil
Dengan demikian Moms dan Dads bisa menemaninya dalam berolahraga, ikut memantau anak menekuni hobinya, dan selalu terlibat dalam urusan sekolah.
Anak akan merasa dihargai dan disayangi bila orangtua mau terlibat dalam setiap kehidupan anak, terutama di usia kanak-kanak dan remaja.
5. Jaga agar anak tetap terbuka terhadap tanda-tanda pelecehan oleh teman atau saudara
Anak-anak yang punya pengalaman di bully atau dilecehkan memiliki risiko kecanduan yang lebih tinggi.
Jika anak bersikap aneh di sekitar keluarga atau teman atau sepertinya tidak ingin berada di sekitar mereka, ini bisa menjadi pertanda adanya sesuatu.
Pelaku biasanya mengancam agar tidak ketahuan, jadi anak-anak tidak mau memberi tahu. Dengan demikian Moms yang harus proaktif menanyakan.
Itulah mengapa penting untuk memerhatikan bagaimana anak bereaksi terhadap orang-orang tertentu dan masalah-masalah tertentu.
BACA JUGA : Tanpa Makeup! Wajah Mommy Baru Sandra Dewi Duh Makin Menawan
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR