SESUAIKAN KEBUTUHAN
Tetapi tentunya, agar manfaatnya terasa, memilih susu harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anggota keluarga, baik jenis maupun takarannya.
* Setelah ASI eksklusif 6 bulan, misal, anak boleh diberi tambahan susu formula untuk mendampingi ASI.
"Sampai dua tahun, ibu boleh memilih susu yang kandungannya mirip ASI, seperti yang mengandung unsur taurin, DHA dan AA yang berperan penting untuk proses maturasi sel otak," kata Ali Khomsan.
Patut diketahui, perkembangan otak anak mengalami saat yang paling cepat sampai usia 2 tahun.
* Selanjutnya, lepas usia 2 tahun, seorang anak bisa mengonsumsi susu yang sama dengan orang tuanya. "Hanya saja, mungkin takarannya masih 3 gelas susu per hari, karena anak masih membutuhkan ekstra kalsium untuk pertumbuhan tulang dan giginya hingga remaja kelak. Anak juga masih bisa diberikan susu full cream karena mereka masih membutuhkan lemak untuk pertumbuhan."
* Sementara susu untuk ibu hamil dan menyusui harus mengandung kalsium yang lebih untuk pertumbuhan janinnya.
Begitu pula perempuan menjelang menopause dan pria yang mulai memasuki usia setengah baya, karena susu dengan komposisi tinggi kalsium berguna mencegah osteoporosis.
Sedangkan pada orang dewasa umumnya, susu dapat dikonsumsi sebanyak 1 gelas per hari.
"Tapi kalau ibu-bapak punya kolesterol tinggi atau kegemukan, disarankan untuk memilih susu skim, karena kalorinya hanya sekitar 90 kalori saja. Susu kedelai juga bisa dijadikan pilihan." Jelas Ali.
Tentang sifat susu yang menggemukkan, Ali mengatakan, itu tergantung pada berapa gelas yang diminum setiap hari.
"Kandungan lemak dalam 100 ml susu hanya 3,5 gram. Sedangkan kita membutuhkan lemak 70-80 gram per hari. Jadi susu bukan merupakan kontributor kegemukan. Kecuali kalau kita minum susu lima gelas sehari."
Lagi pula, kalau takut gemuk, kita bisa memilih susu skim atau susu kedelai. Segelas susu skim setara 90 Kalori.
Sedangkan kebutuhan kalori orang dewasa rata-rata 2.000 Kalori. Jadi hanya 5%. Anak yang kegemukan pun, boleh minum susu jenis ini. Intinya, sepanjang tak berlebihan, tak usah takut minum susu.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR