Nakita.id - Pendidikan Anak Usia Dini atau lebih dikenal dengan PAUD menjadi banyak perhatian orang tua di zaman milenials ini.
Perkembangan PAUD kian hari dengan kelas usia yang lebih kecil misalnya juga menjadi pro kontra di masyarakat.
Salah satu tweet seseorang dengan akun @Jiemi Ardian memunculkan pro kontra karena mengatakan bahwa PAUD merupakan bisnis bukan semata Pendidikan Anak Usia Dini.
BACA JUGA : Sebut PAUD Bukan Pendidikan Anak, Kicauan Dokter ini Bikin Heboh
"PAUD itu bukan pendidikan anak, PAUD itu bisnis atas nama pendidikan anak." begitulah cuitan pertama dari kultweet yang dibuat @jiemiardian.
Lalu, apakah benar PAUD akan dapat 'menyiksa' dan memicu stress pada anak?
Rabu (10/01/18) Nakita.id berdiskusi dengan Prof. Dr. Ir. Hj. Netti Herawati, M.Si selaku ketua dari HIMPAUDI terkait dengan Pendidikan Anak Usia Dini.
Beliau menyatakan bahwa prinsip dari PAUD sendiri sesuai dengan UU No. 23 yaitu menekankan pada stimulasi tumbuh kembang secara jasmani dan rohani berdasarkan 6 aspek bagi usia 0-6 tahun.
Kegiatan stimulasi yang dilakukan ialah mencakup aspek moral agama, bahasa, sosioemosi, fisik, kognitif, seni.
Sebetulnya PAUD sendiri sudah seharusnya dilakukan secara informal d idalam keluarga sebagai bentuk sosialisasi primer atau utama anak.
BACA JUGA : Moms, Nilai Moral Sudah Harus Diajarkan Pada Balita, Nah Ini Cara Sederhananya!
"Adapun PAUD beruapa institusi sekolah atau formal sudah diatur, diawasi, hingga dinilai oleh pemerintah melalui proses akreditasi," tutur Netti.
Prinsip utama PAUD formal adalah aktivitas bermain yang edukatif, sehingga akan menjadi salah kaprah bila ada pihak yang menyatakan anak 'dipaksa' atau 'disiksa'
Banyak hal yang membuat orang tua butuh PAUD formal seperti orang tua yang bekerja, orang tua merasa belum sepenuhnya mampu mengajar anak.
"PAUD memiliki 10 prinsip dalam mendidik.
Pada prosesnya berusaha menjadikan kegiatan bermain menjadi pengalaman terbaik anak.
Proses yang menyenangkan tersebut justru menjadikan anak mau belajar nantinya etika sudah besar karena pengalamannya menyenangkan," ungkap beliau.
Nah Moms, inilah 10 prinsip dari PAUD
1. Belajar melalui bermain
"Masa kanak-kanak ialah masa bermain. Pembelajaran yang dilakukan pun tidak bisa disamakan dengan orang dewasa," tutur Netti.
Oleh karena itu, metose yang digunakan tentunya bermain agar anak tidak trauma dan mendapat pengalaman menyenangkan.
BACA JUGA : Moms Hati-hati! Kebiasaan Ini Dapat Menghancurkan Kreativitas Anak
2. Kegiatan sesuai dengan tugas perkembangan
Setiap anak tentunya memiliki tugas perkembangan yang berbeda sesuai tahapan usia.
Stimulasi yang dilakukan sesuai dengan usianya.
3. Orientasi pada kebutuhan anak
Pendidik harus mampu memberi rangsangan pendidikan atau stimulasi
sesuai dengan kebutuhan anak, termasuk anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus.
4. Berpusat pada anak
Tidak hanya pusatnya di guru, tapi anak ikut terlibat secara aktif.
"Guru tidak boleh berbicara lebih dari 30 menit, semakin rendah usia maka semakin sedikit durasi waktu berbicara kepada anak," ungkap Netti.
5. Pembelajaran aktif
Pendidik harus mampu menciptakan suasana yang mendorong anak aktif mencari, menemukan, menentukan pilihan, mengemukakan pendapat, dan melakukan serta mengalami sendiri.
6. Mengembangkan nilai-nilai karakter
Pengembangan nilai- nilai karakter tidak dengan pembelajaran langsung, akan tetapi melalui pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan serta melalui pembiasaan dan keteladanan.
7. Melatih life skill
Netti menyatakan bahwa pelatihan life skill diperlukan bagi anak usia dini seperti kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (mengancingkan baju sendiri, belajar makan sendiri).
Pengembangan kecakapan hidup dilakukan secara terpadu baik melalui pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan maupun melalui pembiasaan dan keteladanan.
BACA JUGA : Wajib Tahu! Anak Bisa Disebut Terlambat Bicara Jika Mengalami Hal Ini
8. Menciptakan lingkungan yang kondusif
Lingkungan pembelajaran diciptakan sedemikian rupa agar menarik, menyenangkan, aman, dan nyaman bagi anak.
9. Pembelajaran demokratis
"Guru tidak bisa memaksakan kehendak anak, pembelajaran tetap dilakukan sesuai minat anat namun tetap terarah", ungkap Netti.
10. Pemanfaatan media belajar, sumber belajar, dan narasumber
Penggunaan media belajar, sumber belajar, dan narasumber yang ada di lingkungan PAUD bertujuan agar pembelajaran lebih kontekstual dan bermakna.
Termasuk narasumber adalah orang-orang dengan profesi tertentu yang dilibatkan sesuai dengan tema, misalnya dokter, polisi, nelayan, dan petugas pemadam kebakaran.
Source | : | paud.id |
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR