Nakita.id - Memiliki bayi adalah kesempatan bahagia yang diharapkan banyak pasangan.
Namun sayangnya, terkadang rencana memiliki momongan tertunda karena masalah kesuburan.
Selama program kehamilan, pengecekan terhadap faktor risiko memang sebaiknya perlu dilakukan.
BACA JUGA : Ingin Anak Perempuan atau Laki-Laki, Dengan Metode Ini Bisa Diwujudkan
Semakin cepat Moms mendeteksi, mengatasi, dan mengatasi masalah yang mungkin mempengaruhi kesuburan, semakin baik kesempatan Moms mencapai kehamilan.
Nah Moms berikut faktor yang mamengaruhi tingkat kesuburan perempuan. Simak ulasannya
1. Faktor kesehatan umum
Berikut beberapa faktor kesehatan yang lebih umum yang dapat mempengaruhi kemampuan wanita untuk berovulasi, hamil, atau melahirkan kehamilan.
- Kelebihan berat badan: Tingkat lemak tubuh yang 10 sampai 15 persen di atas normal bisa membebani tubuh dengan estrogen hal itu tentunya akan memengaruhi pada siklus ovulasi.
- Kurang berat badan: Tingkat lemak tubuh 10 sampai 15 persen di bawah normal dapat benar-benar mematikan proses reproduksi.
- Memiliki ketidakseimbangan hormon: Penyimpangan dalam sistem hormon (ditandai dengan siklus menstruasi yang tidak teratur atau periode pendek, panjang, atau berat) dapat mempengaruhi ovulasi.
- Memiliki kelainan autoimun: Penyakit seperti lupus, diabetes, penyakit tiroid, dan rheumatoid arthritis dapat mengganggu kesuburan.
- Minum obat: Antidepresan, antibiotik, obat penghilang rasa sakit, dan obat lain yang digunakan untuk mengobati gangguan kronis dapat menyebabkan infertilitas sementara.
BACA JUGA : Konsumsi Makanan Ini Kala Hamil Bisa Mencegah Anak Terkena Kanker
- Menggunakan tembakau atau alkohol: Merokok dapat meningkatkan risiko infertilitas pada wanita; dan bahkan konsumsi alkohol moderat (sesedikit lima gelas seminggu) dapat mengganggu konsepsi.
- Terkena bahaya pekerjaan atau lingkungan: Paparan berkepanjangan terhadap tekanan mental tinggi, suhu tinggi, bahan kimia, radiasi, atau emisi elektromagnetik atau gelombang mikro yang berat dapat mengurangi kesuburan seorang wanita.
- Riwayat beberapa keguguran, siklus menstruasi yang menyakitkan yang memerlukan pengobatan untuk menghilangkan rasa sakit, atau Pap smear abnormal yang telah menghasilkan perawatan bedah, karena faktor-faktor ini juga dapat mempengaruhi kesuburan.
2. Penyakit tuba fallopi
Penyakit tuba fallopi berkisar sebanyak 20 persen kasus infertilitas yang diobati, menurut RESOLVE: National Infertility Association.
Jaringan parut atau penyumbatan tuba sering disebabkan oleh penyakit menular seksual (PMS), penyakit radang panggul, atau operasi tertentu, waspadalah jika Moms mengalaminya
3. Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti gonore, sifilis, atau klamidia
BACA JUGA : Inkompetensi Serviks Bisa Serang Ibu Hamil. Kenali Tanda dan Pencegahannya!
Nyeri panggul, keputihan, dan/atau perdarahan yang tidak biasa, dengan atau tanpa demam bisa jadi merupakan tanda-tanda dari PMS.
Operasi panggul untuk apendiks yang pecah, kista ovarium, atau kehamilan ektopik (kehamilan yang terjadi di luar rahim, biasanya pun memengaruhi tuba falopi.
Jika seorang dokter menduga ada masalah, dia dapat melakukan histerosalpingogram atau sinar-X yang dapat mengevaluasi kondisi rahim dan menentukan apakah tuba falopi terhambat.
Lebih dari 65 juta orang Amerika, termasuk remaja, terinfeksi paling sedikit satu PMS. Beberapa PMS bersifat asimtomatik dan tidak terdeteksi pada wanita.
Misalnya, 70 persen wanita dengan klamidia tidak menunjukkan gejala dan akibatnya tidak mencari pengobatan.
Untuk mengurangi risiko ini: Gunakan kondom lateks untuk menghentikan penyebaran penyakit atau jangan berganti-ganti pasangan.
4. Endometriosis
Endometriosis adalah suatu kondisi di mana jaringan dari lapisan rahim tumbuh di luar rahim, pada ovarium, saluran tuba, kandung kemih, dan/atau usus.
BACA JUGA : 7 Makanan Ini Dapat Membantu Moms Cepat Hamil, Nomor 6 Enggak Nyangka
Penelitian menunjukkan bahwa hal itu mencakup antara 5 dan 30 persen infertilitas wanita. Beberapa faktor dapat menyebabkan ketidaksuburan, termasuk:
- Jaringan parut: Jaring ketat jaringan parut dapat terbentuk di antara rahim, ovarium, dan saluran tuba, mencegah pengalihan telur ke tuba falopi.
- Kista: Kista endometrium dapat tumbuh di dalam ovarium dan mencegah pelepasan telur oleh tuba falopi.
- Implantasi telur yang buruk: Endometriosis dapat mencegah telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim
Deteksi dini kondisi ini adalah kunci keberhasilan pengendaliannya dan untuk menjaga kesuburan, jadi beri tahu dokter Moms jika Moms memiliki riwayat endometriosis.
Nyeri kram menstruasi atau nyeri saat ovulasi pun patut diwaspadai.
BACA JUGA : Belajar dari Kasus Winda Viska : Waspadai Preeklampsi, Penyebab Kematian Tertinggi Pada Ibu Hamil!
Selain itu, diare atau buang air besar yang menyakitkan, terutama di sekitar menstruasi Moms pun harus diperhatikan
Dalam beberapa kasus, perempuan dengan endometriosis tidak memiliki gejala yang menyakitkan.
Dalam kasus ini, kondisinya hanya bisa dikonfirmasi dengan prosedur bedah rawat jalan yang disebut laparoskopi.
Source | : | parents.com |
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR