Nakita.id - Preeklamsia atau yang dikenal dengan keracunan kehamilan adalah momok yang menakutkan bagi ibu menjelang proses persalinan.
Bagaimana tidak, banyak kasus kematian ibu hamil disebabkan oleh penyakit ini.
Preeklamsia adalah penyakit keracunan kehamilan setelah kehamilan berusia 20 minggu.
BACA JUGA: Terungkap! Ini Nama Lengkap Baby Utun Anak ke 2 Donita, Keren Banget!
Preeklamsia umumnya muncul di trimester ketiga.
Beberapa hal diduga menjadi penyebabnya di antaranya: kehamilan ganda, hidramnion (kembar air), hipertensi, usia yang terlalu tua saat hamil dan sebagainya.
Preeklamsia bisa menyebabkan keguguran, bayi berat lahir rendah, bahkan kematian namun preeklamsia ringan jarang mengakibatkan kematian ibu.
BACA JUGA: Duh Bikin Iri! Perempuan Hamil Ini Dapat Perlakuan Khusus dari Ariel
Bila ibu hamil menunjukkan gejala sebagai berikut, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan kepastian apakah telah terjadi preeklamsia atau karena sebab yang lainnya.
1. Tekanan darah tinggi
Moms yang berisiko mengalami tekanan darah tinggi sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Tekanan darah sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih.
BACA JUGA: Order Makanan Online Boleh Tapi Hindari Kegemukan dengan Beraktivitas
Pemeriksaan tekanan darah ini minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat.
2. Proteinuria
Proteinuria adalah protein dalam urine dengan konsentrasi melebihi 0,3 g/liter yang diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam.
BACA JUGA: Donita Akhirnya Bertemu Sang Anak di Ruang NICU, Begini Momen Harunya
3. Edema
Edema adalah pembengkakan pada kaki, jari tangan atau muka sebagai akibat penimbunan cairan.
Bisa juga terlihat adanya kenaikan berat badan 1 kg seminggu selama beberapa kali.
Pencegahan dan Penanganan
Supaya tidak terjadi preeklamsia, Moms harus mengatur pola makannya dengan mengonsumsi makanan tinggi protein, rendah lemak, rendah karbohidrat, dan rendah garam.
BACA JUGA: Ini Dia Mi Instan Cup yang Disajikan Dingin Pakai Es. Berani Coba?
Dengan begitu, berat badan tidak bertambah secara berlebihan dan preeklamsia bisa dihindari.
Selain itu dengan semakin tuanya usia kehamilan sebaiknya ibu hamil juga mendapat istirahat yang cukup.
Tidak berarti harus berbaring di tempat tidur, tapi setidaknya jangan lagi melakukan aktivitas fisik yang berat.
BACA JUGA: Mirip Princess Charlotte, Pewaris Miliarder Inggris ini Bikin Gemas!
Namun bila telah terjadi preeklamsia, dokter akan melakukan penanganan yang bertujuan mencegah terjadinya preeklamsia berat bahkan eklamsia, menyelamatkan nyawa janin, melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya.
Pada preeklamsia ringan, dokter akan menyarankan ibu hamil untuk istirahat.
Dengan beristirahat akan mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar sehingga tekanan darah akan turun dan edema berkurang.
Pada kasus yang berat ibu hamil harus dirawat di rumah sakit untuk mencegah timbulnya kejang dan dokter akan memberikan obat serta tindakan yang dianggap perlu.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR