Menurut data Departemen Pertanian AS (USDA), makanan organik memiliki lebih sedikit residu pestisida dibanding produk yang ditanam secara konvensional.
Keuntungan dari jumlah residu yang lebih sedikit dalam pangan organik ini adalah menurunkan risiko terkait gangguan perkembangan saraf dan kanker.
Meski begitu, dikutip dari health.harvard.edu, jumlah (residu) kedua jenis bahan pangan tersebut berada dalam tingkat konsumsi yang aman.
Baca Juga: Tak Lagi Sulit! Kini Sayur Organik Bisa Dipesan dan Kirim Langsung ke Rumah Lho, Moms
Selain itu, pestisida sintetis bukanlah satu-satunya ancaman dalam keamanan pangan.
Justru yang perlu diwaspadai dalam bahan pangan adalah racun alami yang dihasilkan oleh tanaman itu sendiri.
Ketika produksi pangan organik menjauhi insektisida dan herbisida sintetis, tanaman organik mungkin akan menghadapi lebih banyak hama dan gulma.
Kabar buruknya, hal ini dapat membuat tanaman organik menghasilkan lebih banyak racun.
Baca Juga: 4 Cara ini Bisa Membuat Hidup Sehat, Murah Tanpa Menguras Dompet
Salah satu contoh racun alami yang dihasilkan tanaman itu sendiri adalah solanin. Solanin adalah zat yang diproduksi oleh kentang saat berubah menjadi hijau.
Zat ini dapat mebuat Anda sakit jika menelannya terlalu banyak.
Masalah keamanan lain dari pangan organik adalah penggunaan pupuk kandang.
Beberapa ahli khawatir penggunaan pupuk kandang ini meningkatkan risiko kontaminasi mikroba seperti E. coli.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Makanan Organik Lebih Sehat?"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR