Nakita.id - Kesadaran mengonsumsi makanan sehat pada masyarakat Indonesia tengah menjadi perhatian.
Oleh karena itu, tak heran banyak pelaku usaha menjual makanan organik karena tren makan makanan sehat ini.
Namun, pertanyaannya makanan organik ini apakah benar-benar sehat? Dari pada penasaran yuk cari tahu faktanya.
Baca Juga: Membedakan Sayuran Organik dan Tidak Organik di Pasar, Bagaimana Caranya?
Popularitas makanan organik beberapa tahun belakangan terus meningkat.
Hal ini seiring dengan kesadaran untuk hidup sehat dengan mengubah gaya hidup dan pola makan.
Makanan organik sendiri adalah bahan pangan yang ditanam tanpa sebagian besar pupuk dan pestisida sintetis.
Baca Juga: Tak Hanya Sehat Dikonsumsi, Paprika Organik Punya Manfaat Besar Ini!
Sedangkan untuk produk hewani adalah yang bebas antibiotik dan hormon.
Tren konsumsi makanan organik membuat swalayan dan rumah makan menawarkan jenis makanan ini sebagai pengalaman yang baru.
Meski memiliki harga yang lebih mahal, makanan organik sering dinilai lebih bergizi dan lebih aman dibanding bahan pangan reguler.
Lebih sehat?
Namun, pertanyaannya, benarkah makanan organik lebih sehat?
Dilansir dari health.ucdavis.edu, makanan organik tidak lebih sehat dalam hal nutrisi.
Ini artinya, Anda masih bisa mendapatkan berbagai manfaat kesehatan yang sama dengan bahan pangan reguler.
Baca Juga: Berita Kesehatan: Makanan Organik Tidak Lebih Sehat Dibandingkan Non-Organik
Hal serupa juga diungkapkan oleh David Klurfeld, PhD, ketua departemen Ilmu Gizi dan Pangan di Wayne State University AS.
"Sangat sedikit informasi tentang hasil kesehatan aktual dengan mengonsumsi produk pangan organik," kata Klurfeld dikutip dari Web MD.
"Kami tidak cukup tahu untuk mengatakan bahwa yang satu (makanan organik) lebih baik dari yang lain," sambungnya.
Lebih aman?
Meski tidak terbukti lebih baik secara nutrisi, tapi ada pendapat bahwa konsumsi makanan organik jauh lebih aman dibanding bahan pangan reguler.
Baca Juga: Inilah Alasannya Makanan Organik Dapat Melindungi Tubuh dari Kanker!
Hal ini terkait dengan penggunaan pestisida dan pupuk sintetis.
"Jika Anda berbicara tentang pestisida, buktinya cukup meyakinkan (makanan organik lebih aman).
Peluang Anda mendapatkan residu pestisida jauh lebih sedikit dalam makanan organik," kata John Reganold, profesor ilmu tanah di Washington State University.
Menurut data Departemen Pertanian AS (USDA), makanan organik memiliki lebih sedikit residu pestisida dibanding produk yang ditanam secara konvensional.
Keuntungan dari jumlah residu yang lebih sedikit dalam pangan organik ini adalah menurunkan risiko terkait gangguan perkembangan saraf dan kanker.
Meski begitu, dikutip dari health.harvard.edu, jumlah (residu) kedua jenis bahan pangan tersebut berada dalam tingkat konsumsi yang aman.
Baca Juga: Tak Lagi Sulit! Kini Sayur Organik Bisa Dipesan dan Kirim Langsung ke Rumah Lho, Moms
Selain itu, pestisida sintetis bukanlah satu-satunya ancaman dalam keamanan pangan.
Justru yang perlu diwaspadai dalam bahan pangan adalah racun alami yang dihasilkan oleh tanaman itu sendiri.
Ketika produksi pangan organik menjauhi insektisida dan herbisida sintetis, tanaman organik mungkin akan menghadapi lebih banyak hama dan gulma.
Kabar buruknya, hal ini dapat membuat tanaman organik menghasilkan lebih banyak racun.
Baca Juga: 4 Cara ini Bisa Membuat Hidup Sehat, Murah Tanpa Menguras Dompet
Salah satu contoh racun alami yang dihasilkan tanaman itu sendiri adalah solanin. Solanin adalah zat yang diproduksi oleh kentang saat berubah menjadi hijau.
Zat ini dapat mebuat Anda sakit jika menelannya terlalu banyak.
Masalah keamanan lain dari pangan organik adalah penggunaan pupuk kandang.
Beberapa ahli khawatir penggunaan pupuk kandang ini meningkatkan risiko kontaminasi mikroba seperti E. coli.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Makanan Organik Lebih Sehat?"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR