Sering Jadi Patokan Ketika Memberi Makan Si Kecil, 5 Hal Seputar Makanan Bayi Ini Ternyata Hanya Mitos!
Nakita.id - Moms pasti pernah mendengar satu atau lebih mitos mengenai makanan bayi?
Misalnya, “jangan memberikan telur untuk bayi”, “sah-sah saja bila bayi minum jus buah”, dan lain sebagainya.
Kebutuhan gizi bayi setiap harinya memang harus tercukupi dengan baik.
Moms juga perlu tahu kebenaran dari berbagai mitos seputar makanan bayi lho.
Baca Juga: Cara Menyimpan Makanan Secara Aman Agar Menu MPASI Tahan Lama
Sejak bayi mulai belajar makan makanan pendamping ASI (MPASI), orangtua perlu sangat memerhatikan proses pengolahan dan pemberian makanan bayi.
Moms perlu menerapkan jadwal MPASI secara teratur, merancang menu MPASI bayi, hingga memerhatikan makanan dan minuman apa yang boleh dan tidak boleh diberikan.
Selain untuk mendukung tumbuh kembangnya, asupan makanan yang tepat juga mencegah bayi susah makan agar tidak membuat bayi mengalami masalah gizi.
Nah, berikut berbagai mitos makanan bayi yang perlu dicari kebenarannya. Yuk simak!
Baca Juga: Kalau Salah Bisa Bikin Si Kecil Sakit, Simpan dengan Cara Ini Agar Menu MPASI Tahan Lama
1. Makan malam bisa bikin bayi cacingan
Setiap bayi pada dasarnya memiliki tingkatan rasa lapar yang berbeda-beda.
Salah satu faktor yang turut menentukan yakni kebiasaannya diberikan ASI atau susu formula bayi.
Umumnya, bayi yang menyusu ASI cenderung lebih cepat lapar dibandingkan bayi yang diberikan susu formula (sufor).
Ini karena ASI lebih mudah dicerna oleh tubuh bayi. Jadi, ketika bayi yang menyusu ASI kembali lapar di malam hari bukan berarti ia mengalami cacingan.
Sejatinya, infeksi cacingan dan aktivitas makan malam bagi bayi tidak saling berkaitan.
Jadi, ini hanyalah mitos makanan bayi belaka karena bukan makan malam yang membuat bayi cacingan.
Namun, ketidakbersihan dalam merawat bayilah yang meningkatkan risiko bayi terkena cacingan.
Baca Juga: Jadwal MPASI Buah, Berikut Menu dan Aturan Pemberian Kudapan Untuk Anak Usia 6-12 Bulan
2. Menyembunyikan sayuran pada makanan bayi supaya ia doyan sayur
Sebenarnya, menyembunyikan sayuran di dalam makanan bayi agar ia suka sayur hanya sekadar mitos.
Kebanyakan orangtua lebih memilih untuk menyembunyikan sayuran di dalam lauk makan bayi ketimbang menunjukkannya secara terang-terangan.
Menyembunyikan sayuran pada makanan bayi ditujukan untuk menyiasati bayi yang tidak suka makan sayur.
Sayuran diolah sedemikian rupa agar tetap tercampur di dalam makanan tanpa disadari oleh Si Kecil, misalnya di balik telur dadar.
Kebutuhan nutrisi harian bayi memang akan tetap terpenuhi, tapi cara ini tidak akan membuat bayi sadar mengenai manfaat dan rasa sayuran yang segar.
Nah, hal seperti ini yang dapat terus terbawa sampai ia dewasa kelak. Solusi lainnya, tidak ada salahnya untuk menunjukkan sayuran secara terang-terangan pada menu makanan bayi.
Baca Juga: Jadwal MPASI Sebulan, Berikut Variasi Menu Sarapan hingga Makan Malam Si Kecil
Jangan lupa, kenalkan manfaat berbagai jenis sayuran sembari menemani bayi makan supaya ia juga memahami bahwa makan sayuran itu penting.
3. Bayi boleh diberikan jus buah sejak dini
Bayi yang sudah berusia enam bulan ke atas memang diperbolehkan makan MPASI, termasuk mengonsumsi aneka makanan dan minuman.
Hanya saja, bila usia bayi masih kurang dari 12 bulan atau 1 tahun, pemberian jus buah untuk bayi belum diizinkan, termasuk jus buah kemasan.
Baca Juga: Mengenali Tanda-tanda Si Kecil Sudah Siap Konsumsi MPASI
Anjuran agar tidak memberikan jus buah kepada bayi yang belum genap setahun didasarkan pada pedoman baru dari American Academy of Pediatrics (AAP).
Jus buah murni memang mengandung banyak vitamin untuk bayi, tapi bukan berarti bisa jadi pengganti buah dan sayuran utuh.
Alih-alih mendapatkan nutrisi yang lebih banyak, jus buah justru tidak bagus untuk kesehatan anak karena tinggi kalori dan gula, tapi rendah serat.
Bukan hanya itu, pemberian jus buah untuk bayi juga dapat membuatnya cepat kenyang karena ukuran lambungnya yang masih kecil.
Hal ini tentu berdampak pada nafsu makan bayi yang menurun sehingga tidak mau makan berat lagi karena merasa sudah kenyang.
Baca Juga: Mengenali Tanda-tanda Si Kecil Sudah Siap Konsumsi MPASI
4. Bayi tidak boleh makan telur
Banyak orangtua yang khawatir si kecil terkena kolesterol tinggi bila diberikan telur. Eits, tunggu dulu ini sebenarnya hanya mitos makanan bayi semata dan jelas tidak benar.
Telur merupakan sumber protein yang banyak mengandung zat besi dan seng yang penting untuk pertumbuhan bayi.
Baca Juga: Saat Hamil 4 Bulan, Ibu Hamil Baiknya Pantang Mengonsumsi Makanan Ini!
Akan tetapi, sebelum memberikan telur pada anak, pastikan dulu apakah anak alergi terhadap telur.
Jika Anda memiliki riwayat alergi telur, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk menunggu hingga anak berusia 2 tahun sebelum mengenalkan telur.
5. Bila anak tidak suka makanan tertentu, biarkan saja
Saat bayi mulai menolak makan di pemberian yang baru 1-2 kali, biasanya orangtua akan menyerah dan menyimpulkan bahwa bayi tidak menyukainya.
Ini sebenarnya mitos lainnya mengenai makanan bayi. Kebiasaan tersebut sebaiknya tidak diteruskan karena bisa membuat bayi cenderung pilih-pilih makanan.
Anak biasanya memerlukan waktu untuk mencoba makanan sampai setidaknya 15 kali ditawarkan.
Sajikan lagi dan lagi makanan tersebut dan yakinlah bahwa anak akan menyukainya secara perlahan.
Di awal perkenalannya dengan jenis makanan tertentu, bayi bisa saja masih kaget dengan makanan barunya.
Jangan menyerah untuk tetap menawarkan makanan baru sebanyak yang Moms bisa.
Baca Juga: Bukan Cuma Kandungan Gizinya, Ternyata Ini 6 Manfaat Berikan Jagung untuk Bayi Sebagai MPASI
Source | : | kidshealth.org |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR