"Jika berat badan Anda 150 pon (68 kilogram), dosis yang sesuai adalah 136 atau 272 miligram kafein," jelas penulis Alex Hutchinson.
Ketika dilihat hasilnya, kafein meningkatkan kinerja secara keseluruhan pada atlet.
Rata-rata, pria yang diberi dosis kafein lebih tinggi mengayuh 3% lebih cepat daripada kelompok plasebo.
BACA JUGA: Mata Cantik, Mata Tak Berkantung. Begini Cara Mendapatkannya!
Namun ketika peneliti memfaktorkan pada komponen genetik, hasilnya bergeser.
Atlet yang tubuhnya cepat melakukan metabolisme, mengayuh 5% lebih cepat pada dosis kafein rendah (plasebo), dan hampir 7% lebih cepat dibanding pria yang diberi dosis kafein tinggi.
Sementara atlet yang diberi dosis kafein tinggi justru menghambat kinerja mereka, memperlambatnya hingga 14% dibandingkan dengan plasebo.
Memang belum jelas bagaimana tepatnya kafein dan gen kafein mengubah kinerja para atlet.
Penulis studi Ahmed El-Sohemy, Ph.D., mengatakan bahwa pada metabolisme lambat, stimulan mungkin memberikan semburan energi di awal.
Tetapi, kafein tersebut kemungkinan bisa berlama-lama menetap di sistem tubuh, menyempitkan pembuluh darah, dan membatasi aliran darah dan oksigen ke otot.
Sementara metabolisme cepat, El-Sohemy menjelaskan bahwa kafein mungkin memberikan dorongan awal yang sama, tetapi dibersihkan dari tubuh sebelum hal-hal buruk dapat terjadi.
BACA JUGA: Krim Malam Di Bawah Rp 50.000 yang Bisa Bikin Wajah Cerah? Ada!
Jadi, apakah Moms tetap ingin memulai hari dengan berolahraga dan minum secangkir kopi? (*)
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | livestrong.com |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR