Nakita.id - Selama ini pil KB dikenal sebagai metode kontrasepsi bagi perempuan.
Namun seiring berkembangnya zaman dan teknologi, sebuah penelitian menemukan terobosan baru pil KB untuk perempuan.
Dilansir dari Daily Mail, para peneliti menemukan sebuah senyawa yang diklaim dapat mengatur protein dalam kesuburan sperma.
BACA JUGA: Sudah Dandan Menor Tapi Suami Tidak Mengajak Jalan-jalan, Curhatan Ibu Rumah Tangga Ini Bikin Ngakak
Adapun senyawa yang dimaksud adalah ekstrak tumbuhan ouabain yang biasa digunakan oleh para pemburu Afrika sebagai racun di ujung panah.
Ouabain ditemukan secara alami pada dua jenis tanaman Afrika yaitu Acokanthera schimperi dan Strophanthus gratus.
Ekstrak yang bisa diambil adalah akar, batang, daun, dan biji-bijian yang secara tradisional digunakan untuk panah beracun oleh suku-suku timur Afrika.
Ouabain juga diproduksi oleh tubuh mamalia (dalam dosis rendah) guna menekan tekanan darah.
Dalam studi ini, peneliti menggunakan tikus sebagai percobaan.
Dimana dari hasil percobaan tersebut ditemukan bahwa ouabain dapat memblok ion natrium dan kalsium dalam protein membran.
Senyawa inilah yang kemudian menjadi pemain penting untuk mewujudkan alat kontrasepsi bagi pria.
BACA JUGA: Tak Boleh Sembarangan! Ini Waktu yang Tepat Pemberian Keju Untuk Anak
"Pendekatan yang menarik untuk mengembangkan kontrasepsi pria adalah penargetan protein yang penting untuk kesuburan sperma," ungkap peneliti dari studi yang pernah diterbitkan dalam jurnal terbitan American Chemical Society's Journal of Medicinal Chemistry itu.
Studi ini juga menemukan bahwa beberapa protein dalam sperma berfungsi mengatur kesuburan pria dan meminimalkan efek samping beracun lainnya.
Dikarenakan ouabain dapat memicu risiko kerusakan jantung, ouabain tidak dapat digunakan secara tunggal.
Para periset merancang sejumlah analog yang bisa mengikat protein tanpa membahayakan jantung.
BACA JUGA: Foto Kumpulan Ganteng dan Cantiknya Masa Muda Para Presiden Indonesia, Bikin Pangling!
Untuk melakukan ini, mereka memindahkan kelompok gula dan mengganti kelompok laktonnya, sehingga menghasilkan turunan yang mampu menargetkan protein yang diinginkan pada sel sperma tikus.
Dengan mengikat protein tertentu dalam sperma, sperma akan mengalami gangguan kemampuan untuk berenang.
Hal itu akan membuatnya lebih sulit untuk membuahi sel telur.
Namun sabar ya Dads.
Saat ini, penemuan ini belum mengumumkan kapan merealisasikan ide ini untuk dikonsumsi masyarakat luas.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Intisari.grid.id |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR