Selama Ini Keliru, Ternyata Virus Corona Bukan Berasal dari Cina! Ini 3 Negara Besar yang Menyebarkannya
Nakita.id - Sudah hampir 1 tahun Covid-19 menyerang dunia.
Dalam satu tahun ini, sudah hampir ratusan bahkan jutaan jiwa melayang.
Meski sudah banyak ratusan korban, Moms di rumah bisa kok mencegah penularan Covid-19 pada keluarga dan kerabat terdekat Moms.
Cukup patuhi protokol kesehatan dengan selalu menerapkan 3M, menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak.
Indonesia menjadi salah satu negara yang terpapar virus yang diduga berasal dari Cina ini.
Ya, pada awalnya wabah virus corona ini digadang-gadang datang dari pasar hewan di Wuhan, Cina.
Akibat penuduhan tersebut, negara Cina menjadi terpojokkan.
Banyak negara adidaya seperti Amerika Serikat yang akhirnya menyalahkan Cina.
Cina dengan keras membantah dengan bukti ilmiah.
Setelah berbulan-bulan meneliti darimana datangnya virus baru ini, betapa terkejutnya bahwa virus ccorona bukan datang dari Cina, tapi dari 3 negara berikut ini:
Baca Juga: Belajar Online Tidak Hanya Menjadi Tantangan bagi Siswa dan Orangtua, Pendidik Juga
1. India
Sejumlah peneliti asal China mengklaim virus corona baru atau SARS-CoV-2 berasal dari India.
Diberitakan Express, Sabtu (28/11/2020), virus corona dalam penelitian tersebut diduga menular dari hewan ke manusia saat gelombang panas pada awal musim panas 2019 terjadi di India.
Gelombang panas disebut telah meningkatkan interaksi antara manusia dan hewan.
Interaksi itu didapat saat hewan liar, seperti monyet, terlibat perebutan air yang mematikan.
Melansir Daily Mail, Jumat (27/11/2020), penelitian tentang asal virus corona tersebut dilakukan Akademi Ilmu Pengetahuan China yang dipimpin Dr Shen Libing.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Sebentar Lagi Siap, Pemerintah Pastikan Vaksin Aman dan Halal
Dalam makalah, disebutkan tim peneliti menggunakan analisis filogenetik, yaitu studi tentang bagaimana virus bermutasi untuk mencoba melacak asal-usul Covid-19.
Para ilmuwan berpendapat mungkin untuk melacak versi asli virus dengan menemukan sampel dengan mutasi paling sedikit.
Namun, klaim baru ilmuwan China tersebut ditolak sejumlah ilmuwan terkemuka.
Mengutip The Sun, Jumat (27/11/2020), profesor dalam genetika manusia dan biostatistik di UCLA, Marc Suchard, mengatakan "koleksi acak" dari strain virus yang digunakan tidak mungkin menghasilkan "nenek moyang".
Menurutnya, metode yang digunakan para ilmuwan dari China itu membawa ketidakpastian yang cukup besar.
2. Italia
Melansir CGTN, Sabtu (28/11/2020), pakar virologi Jerman Alexander Kekule menilai pandemi virus corona global dimulai dari Italia bagian utara.
Dia menjelaskan virus corona yang tengah menyebar di seluruh dunia bukan dari Wuhan, melainkan mutasi dari Italia utara.
Strain virus di Italia disebut mutan "G", strain yang memiliki mutasi genetik. Kekule mengatakan ketidaktahuan Italia akan virus, peringatan dari China yang lama, serta kurangnya tindakan pencegahan adalah penyebab pandemi global.
Jika tidak, semestinya virus bisa dikendalikan. Sebelumnya, penelitian yang dibuat Institut Kanker Italia menemukan virus corona baru atau SARS-CoV-2 sudah ada di Italia sejak September 2019.
Baca Juga: Ingin Menurunkan Berat Badan dengan Cepat dan Sehat Saat Pandemi Covid-19? Ini Cara Mudahnya
Hal itu ditanggapi China sebagai bukti bahwa mereka tidak bersalah. Melansir Kompas.com, 20 November 2020, penelitian itu berbasis pada analisis sampel darah dari 959 orang, diambil saat pemindaian kanker paru-paru antara September 2019 sampai Maret 2020.
Sejumlah peneliti menuturkan pemeriksaan lebih lanjut harus dilakukan pada jurnal tersebut.
Profesor di Jurusan Sains Biologi Universitas Reading, Mark Pagel, mengatakan semua sampel yang dikumpulkan berstatus tanpa gejala dengan usia yang bervariasi antara 55 sampai 65 tahun dan perokok.
"Secara normal, ini adalah kelompok yang paling tinggi dan rentan terkena Covid-19. Karena itu sangat aneh mengapa sampelnya tanpa gejala," tuturnya.
3. Spanyol
Ahli virologi Spanyol menemukan jejak virus corona dalam sampel air limbah Barcelona pada Maret 2019.
Penelitian mereka menyiratkan Covid-19 mungkin muncul jauh lebih awal daripada yang diperkirakan.
Melansir Reuters, 27 Juni 2020, para peneliti dari tim Universitas Barcelona menjalankan tes pada sampel yang diambil dari Januari 2018 hingga Desember 2019. Dari penelitian itu, didapat genom virus corona pada salah satunya.
"Tingkat SARS-CoV-2 rendah tetapi positif," kata pemimpin penelitian Albert Bosch seperti dikutip oleh universitas.
Namun, Dr Joan Ramon Villalbi dari kelompok Masyarakat Spanyol untuk Kesehatan Masyarakat dan Administrasi Sanitasi mengatakan kepada Reuters bahwa masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan yang pasti.
Agar penularannya tidak semakin meluas, Moms dianjurkan untuk menerapkan 3M.
Caranya mudah, cukup patuhi protokol kesehatan dengan selalu menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak.
#NakitaCovid-19
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR