Nakita.id — Meski pemerintah menyarankan masyarakat untuk tetap di rumah saja, tetapi bukan berarti kita tidak bisa produktif, Moms.
Salah satu cara supaya tubuh tetap produktif dan sehat bisa dilakukan dengan rutin berolahraga.
Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan orang dewasa untuk melakukan rutin olahraga setidaknya 2,5 jam setiap minggunya.
"Aktif secara fisik sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan. Aktivitas ini juga dapat memperpanjang umur," ujar Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, melalui keterangan tertulis WHO.
Olahraga juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Terlebih, di masa pandemi seperti sekarang ini, daya tahan tubuh yang kuat diperlukan.
WHO menganjurkan, olahraga pun bisa dilakukan dengan gerakan apapun, asalkan tubuh bergerak aktif. Hal ini dinilai lebih baik daripada tidak berolahraga sama sekali.
"Setiap gerakan diperhitungkan. Terutama saat ini karena kami mengelola kendala pandemi Covid-19. Kita semua harus bergerak setiap hari, dengan aman dan kreatif," lanjut Dr. Terdros.
Tidak perlu bingung. Moms bisa memulai olahraga dari yang paling ringan. Setelah terbiasa, barulah Moms bisa meningkatkan frekuensi, intensitas, dan durasi olahraga dari waktu ke waktu.
Sementara, untuk lansia yang berusia 64 tahun ke atas dianjurkan untuk melakukan olahraga yang dapat melatih keseimbangan dan kekuatan otot.
Salah satunya dengan melakukan latihan aerobik berat setidaknya 150 menit setiap minggunya.
Olahraga jenis ini dapat mengurangi risiko kematian dini, penyakit jantung, hipertensi, kanker, dan diabetes tipe 2. Selain itu, dapat mencegah terjadinya jatuh dan cedera, serta penurunan kesehatan dan kekuatan tulang.
Tidak hanya orang dewasa dan lansia, anak-anak dan remaja juga diwajibkan untuk berolahraga setidaknya 60 menit sehari.
Namun, Moms mungkin pernah mengalami kendala dalam mengajak anak berolahraga. Sebab, banyak anak-anak yang menganggap olahraga adalah kegiatan yang membosankan.
olahraga
Baca Juga: #FamilyQuality Ala Joanna Alexandra Ini Dapat Mendorong Kebiasaan Baik, Bisa Jadi Inspirasi Nih!
Peneliti utama psikiatri di University College London Joseph Hayes mengungkapkan, orangtua bisa membujuk anak untuk berolahraga dengan istilah "pergi main".
Misalnya saja, dengan membiarkan anak untuk bermain bersama teman-temannya, berlari kesana-kemari, dan bersepeda. Semua itu adalah bagian dari gerak olahraga.
Senada, Direktur Medis Kesehatan Anak di Children's Healthcare of Atlanta Dr.Stephanie Walsh juga mengatakan bermain sambil berolahraga bisa meningkatkan kesehatan mental anak.
"Aktivitas yang menyenangkan dan tidak kompetitif dapat membantu anak-anak mengembangkan kepercayaan diri, kemampuan, dan kesenangan," ujar Dr. Stephanie.
Olahraga bagi ibu hamil dan nifas
Bagi ibu hamil, rekomendasi yang dianjurkan adalah bergerak aktif selama dan setelah kehamilan.
Beberapa gerakan seperti peregangan bisa memberi manfaat yang baik bagi tubuh, serta memberi efek menenangkan.
Aktif bergerak juga dapat menurunkan risiko diabetes gestasional, komplikasi persalinan, dan depresi pascapersalinan.
Baca Juga: Ingin Olahraga di Luar Ruangan Selama Pandemi Covid-19? Masih Bisa Asal Perhatikan 3 Hal Ini
Sebuah laporan menyebutkan, jika wanita hamil dan pasca-persalinan tidak memiliki kondisi atau komplikasi yang mendasarinya, maka mereka harus melakukan minimal 150 menit kegiatan aerobik dan penguatan sedang tiap minggunya.
Yang perlu diperhatikan, wanita hamil harus memastikan bahwa aktivitas fisik yang mereka lakukan tidak berisiko tinggi.
Selain itu, wanita hamil harus memastikan mereka terhidrasi cukup dan selalu waspada terhadap gejala yang menyebabkan pusing, kontraksi yang menyakitkan atau pendarahan.
Olahraga bagi penderita penyakit kronis
Direktur Eksekutif Asosiasi Kebijakan dan Praktik Kesehatan Masyarakat untuk AS, Regina Davis mengungkapkan, beberapa orang dengan kondisi kronis memiliki tantangan dalam melakukan beberapa jenis dan jumlah aktivitas fisik.
Mereka juga diimbau untuk menghindari aktivitas fisik secara bersamaan karena adanya kekhawatiran mengenai risiko penyakit.
Meski demikian, hal itu tidak membenarkan bahwa mereka tidak memerlukan olahraga. Faktanya, olahraga bagi orang dengan kondisi kronis dapat mengurangi risiko kematian dini, menekan perkembangan penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup.
Olahraga yang dianjurkan adalah aerobik sedang setidaknya 150-300 menit per minggu. Jika ingin melakukan aerobik berat, durasi cukup 75 hingga 150 menit per minggu.
Latihan penguatan dan keseimbangan pun perlu dilakukan supaya meningkatkan kemampuan tubuh agar berfungsi dengan baik dan mencegah terjadinya jatuh.
Olahraga bagi penyandang disabilitas
Pedoman WHO menyebut, olahraga yang diperuntukkan bagi penyandang disabilitas tidak berbeda jauh dengan orang-orang tanpa disabilitas.
Hanya saja, seseorang dengan disabilitas perlu memilih jenis olahraga yang tepat sesuai dengan kondisi mereka.
Aktif bergerak dan berolahraga dinilai sangat bermanfaat, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi masalah fungsi kognitif.
Sebab, olahraga dapat meningkatkan fungsi fisik dan kognitif, serta meningkatkan kualitas hidup.
Pada intinya, olahraga sangat berguna dalam membangun pola hidup yang lebih sehat dan membuat badan lebih segar.
Jika memutuskan berolahraga di luar rumah, Moms dan Dads jangan lupa untuk menerapkan protokol mengenakan masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan, serta mencuci tangan (3M). Ajari si kecil untuk #IngatPesanIbu dan melakukannya juga.
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR