Musim Hujan Mulai Mengguyur Indonesia, Apakah Penularan Virus Corona juga Bakal Alami Peningkatan? Ini Penjelasan Ahli
Nakita.id – Sejak akhir Oktober 2020, sebagian besar wilayah Indonesia sudah mulai diguyur hujan.
Hal tersebut pun lantas menimbulkan pertanyaan, apakah musim penghujan dapat meningkatkan penularan virus corona?
Bukan tanpa alasan pertanyaan tersebut muncul, sebab selama musim penghujan tiba biasanya banyak orang yang kemudian mengalami influenza.
Nah, apakah hal tersebut juga akan terjadi pada pandemi Covid-19 ini?
Terkait hal tersebut, dr Panji Hadisoemarto, dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) pun memberikan tanggapannya.
Melansir dari Kompas.com, Panji mengatakan hingga saat ini belum ada banyak informasi terkait pengaruh musim hujan dengan penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Namun, dari hasil beberapa riset awal yang dilakukan di negara-negara dengan empat musim ditemukan bahwa suhu dan kelembapan yang tinggi (musim panas) berasosiasi pada menurunnya transmisi Covid-19.
"Tetapi saya enggak terlalu yakin kalau itu akan terjadi di Indonesia," kata Panji dihubungi Kompas.com, Selasa (3/11/2020).
Panji pun mencoba melihat bagaimana penyebaran dua virus selain Covid-19 pada musim hujan di Indonesia, yakni influenza dan virus corona selain SARS-CoV-2 (batuk dan pilek).
Influenza
Panji berkata bahwa penularan virus influenza di negara empat musim memuncak saat musim dingin, di mana kelembapan dan suhunya rendah.
"Namun jika dilihat di Indonesia dan Thailand, influenza lebih banyak di musim hujan," paparnya.
Dari hal tersebut, banyak yang menganggap bahwa kelembapan dan suhu rendah menjadi faktor utama dalam penyebaran virus.
Human coronavirus yang lain
Virus corona umum yang menyebabkan common cold (batuk dan pilek) juga diketahui memiliki tren yang sama seperti influenza.
Di negara dengan empat musim, angka kasus common cold meningkat saat musim dingin.
"Sementara di negara-negara seperti Indonesia dan Thailand, sifat musimannya enggak terlalu jelas dan cenderung meningkat di musim hujan," imbuhnya.
Dari kedua virus tersebut, Panji melihat bahwa cuaca dan iklim bukan faktor independen yang sepenuhnya memengaruhi transmisi virus.
"Artinya, cuaca tidak berpengaruh terhadap virus, tapi ada dampak yang tidak langsung seperti cuaca ke perilaku manusianya. Perilaku manusia inilah yang mengubah transmisi virusnya," jelasnya.
"Menurut saya belum konklusif. Sebaiknya tidak menyimpulkan atau terlalu berharap bahwa di musim hujan akan mengalami penurunan atau peningkatan kasus Covid-19. Belum tentu," sambungnya
Meski pandemi Covid-19 sudah hampir sembilan bulan melanda Indonesia, para ilmuwan belum dapat menentukan apakah ini penyakit musiman atau tidak karena belum semua musim dilewati.
"Jadi kita (ilmuwan) menyimpulkannya sejauh mengeksplorasi antara kelembapan dan temperatur (lingkungan) terhadap jumlah kasus Covid-19," kata Panji.
Sebagai contoh, studi terdahulu yang dilakukan di China menunjukkan bahwa semakin tinggi kelembapan dan suhu maka semakin rendah jumlah kasusnya. Studi ini artinya hanya melihat pengaruh suhu dan kelembapan, belum melihat pengaruh musim terhadap penyebaran Covid-19.
"Jadi apakah musim hujan akan menurunkan atau meningkatkan kasus (Covid-19), saya pikir belum bisa disimpulkan ke arah sana," paparnya.
Maka dari itu, untuk menghadapi pandemi Covid-19 di musim hujan, perilaku 3M yakni mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker masih harus tetap dilakukan.
"Walaupun kita melihat sekarang ada penurunan kasus (Covid-19), tetapi virus (SARS-CoV-2) masih ada di mana-mana. Maka kita harus tetap waspada, protokol kesehatan yang selalu kita promosikan tetap harus dilaksanakan," pungkasnya.
#NakitaCovid-19
Baca Juga: Cegah Penularan Covid-19 Saat Menggunakan Transportasi Umum dengan Ikuti Tips Simple Berikut Ini
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Masuk Musim Hujan, Apakah Penyebaran Covid-19 Bakal Meningkat?".
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR