Nakita.id - Sekolah tatap muka disebut-sebut akan dilakulan di 2021 mendatang.
Seperti yang diketahui selama pandemi covid-19 ini para pelajar melakukan program belajar dari rumah.
Sayangnya meski sekolah tatap muka akan diberlakukan, pandemi belum juga berakhir.
Perlu Moms ketahui bahwa data kematian anak akibat covid-19 cukup tinggi, bahkan paling tinggi di Asia Pasifik.
Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Akan Kembali Dilakukan Tapi Tetap Perhatikan Kesiapan Daerah
Dalam siaran langsung Instagram GridHEALTH.id, seorang dokter anak dr. Vicka Farah Diba, M.Sc, Sp.A menuturkan bahwa berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) angka kematian anak akibat covid-19 di Indonesia sebesar 3,2%.
Di mana usia yang paling banyak terkena dampaknya yaitu pada usia 0-5 bulan.
Terlebih meski vaksin dikabarkan akan diberikan untuk masyarakat Indonesia, dr. Vicka menyebutkan belum tersedianya vaksin untuk anak-anak.
"Vaksin belum mencakup seluruhnya buat semua usia kan belum. Sekarang kan prioritasnya 18 tahun ke atas kalau anak-anak belum ada vaksinnya," jelasnya.
Dengan begitu dr. Vicka menyebutkan ada kondisi-kondisi anak yang tidak dianjurkan mengikuti sekolah tatap muka.
Baca Juga: Sekolah Kembali Dibuka Awal 2021, Begini Penjelasannya Moms
dr. Vicka tidak menganjurkan anak-anak dengan komorbid atau memiliki penyakit bawaan untuk sekolah tatap muka.
Beberapa penyakit bawaan yang disinggung dr. Vicka untuk tidak mengikuti sekolah tatap muka yaitu penyakit jantung, asma, dan diabetes militus tipe 1.
Selain itu dr. Vicka juga tidak mengajurkan anak-anak sekolah tatap muka kalau belum bisa disiplin protokol kesehatan.
Baca Juga: Sembari Menanti Kembalinya Sekolah Tatap Muka, Bekali Anak untuk Lindungi Diri dari Infeksi Covid-19
"Pastikan anaknya sudah biasa hidup bersih sehat, pakai masker dan ganti 4 jam, biasa cuci tangan sebelum makan, disiplin jaga jarak dengan teman,'' jelasnya.
Anak-anak yang memiliki anggota keluarga komorbid juga perlu dipertimbangkan.
Dikhawatirkan mereka membawa virus dari luar selama sekolah dan menularkannya ke anggota keluarga tersebut.
Dan untuk memastikan keamanan di sekolah dr. Vicka menyarankan Moms mempertanyakan perihal tracing yang dilakukan di sekolah.
Hal itu berguna untuk memastikan bahwa seluruh guru dan staf di sekolah bebas dari virus corona.
Selain itu, pertanyakan juga mengenai seberapa siap fasilitas UKS di sekolah.
"Minimal terlatih guru atau yang bertugas disitu. Sebaiknya ada reguler dokter ke situ," ujarnya.
Dengan begitu ketika ada siswa yang memuliki gejala mirip covid-19, guru atau dokter yang bertugas bisa langsung menanganinya.
dr. Vicka menyebutkan beberapa sekolah juga sudah bekerjasama dengan fasilitas kesehatan di sekitarnya.
"Beberapa sekolah ada yagn kerjasama dengan rumah sakit. Jadi kalau ada apa-apa bisa telpon ke rumah sakit tersebut," jelasnya.
Dan dr. Vicka juga mengingatkan Moms untuk menanyakan perihal protokol kesehatan yang diterapkan di sekolah.
"Apakah sudah ada pengaturan berapa siswa dalam satu kelas, jaga jarak, disediakan tempat cuci tangan," ujarnya.
Kalau semua itu sudah siap, dr. Vicka menyarankan untuk Moms menyiapkan bekal makan, bekal minum, handsanitizer, masker, dan masker cadangan setiap hari buat Si Kecil bawa ke sekolah.
Dan tetaplah untuk ingat pesan ibu agar selalu menerapkan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
#NakitaCovid-19
Baca Juga: Sembari Menanti Kembalinya Sekolah Tatap Muka, Bekali Anak untuk Lindungi Diri dari Infeksi Covid-19
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR