Menurut Badan Standar Makanan, ada peraturan Eropa yang menetapkan batas maksimal BPA dari plastik, namun risiko tersebut dievaluasi ulang oleh otoritas Eropa karena informasi ilmiah baru muncul mengenai bahaya pemaparan tersebut.
BPA dan xenoestrogen lainnya tidak hanya mempengaruhi obesitas kita tapi juga sistem reproduksi kita.
"Jumlah sperma pria telah menurun drastis dalam dekade terakhir, dan sekarang kita melihat bahan kimia dalam kemasan yang mengganggu hormon, makanan dan pada air yang kita gunakan," ungkap Dr Jayasena.
Moms sejalan dengan pengakuan Dr Jayasena, Dr Sara Gottfried, seorang ginekolog AS dan penulis 'The Hormone Cure' mengatakan hal serupa.
Konsumsi Makanan Ini Kala Hamil Bisa Mencegah Anak Terkena Kanker
"Banyak masalah berkaitan dengan BPA dari penambahan berat badan hingga endometriosis dan kanker payudara," ungkap Dr Gottfried.
"Zat BPA dan bahan kimia xenoestrogen lainnya terbentuk di dalam tubuh, mempercepat penuaan dan menghambat penurunan berat badan."
Sementara beberapa perusahaan memasarkan produk plastik sebagai 'bebas BPA', bahan kimia pengganti, yang dikenal sebagai BPS dan BPF, mungkin sama berbahayanya.
Dibuktikan oleh studi pada bulan April tahun ini oleh Masyarakat Endokrin di AS. Mereka menemukan bahwa paparan BPS dapat meningkatkan agresivitas kanker payudara.
Moms, kandungan BPA ini sangat berbahaya jika kita tak memperhatikan betul produk yang kita gunakan.
BACA JUGA: Negara Inggris Punya Menteri Kesepian. Alasannya, Banyak Warga Inggris Depresi
So Moms, kita bisa menghindari bahan kimia tersebut, yaitu dengan cara mengurangi pemakaian barang dari plastik.
Bahan kaca atau stainless steel lebih baik dibanding plastik.
Sebaiknyakita selalu menjaga ketahanan tubuh, salah satunya dengan rajin mendetoks tubuh.
Misalnya dengan mengonsumsi makanan yang mengandung antioksidan tinggi.
Sayuran seperti brokoli dan kembang kol, membantu mendetoksifikasi estrogen palsu dari hati.
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR