Nakita.id - Stunting masih menjadi salah satu masalah yang belum juga diberantas di Indonesia.
Seperti yang diketahui pemerintah pun menaruh perhatian khusus terhadap permasalahan stunting pada anak Indonesia.
Stunting sendiri mungkin lebih dikenal dengan postur anak yang pendek.
Baca Juga: Satu Lagi Manfaat Luar Biasa dari ASI, Bisa Menurunkan Risiko Terjadinya Stunting pada Si Kecil
Akibat tampak pendek, maka yang disalahkan yaitu kuranganya asupan susu.
Padahal anak yang mengalami stunting tak sekadar karena kurangnya asupan susu tetapi juga banyak faktor lain yang menyebabkannya.
Mungkin tampak tak ada kaitannya, tapi pernikahan di usia muda dan perceraian bisa menjadi penyebab anak-anak mengalami stunting.
Hal itu diutarakan oleh dokter sekaligus kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo dalam acara Kompas Talks with Tonoto foundation "Smart Parenting to Fight Against Stunting".
Berbicara mengenai pernikahan di usia muda, tidak sedikit ditemukan anak-anak yang masih sekolah melakukan pernikahan.
Padahal usia ideal untuk mulai hamil yaitu 20 tahun.
dr. Hasto Wardoyo menyebutkan bahwa perkawinan di usia muda rentan mengalami rendahnya pendidikan hingga jarak kehamilan yang berdekatan.
Dengan begit potensi terjadinya stunting semakin besar.
Bagi anak-anak yang menikah di usia belasan, dr. Hasto Wardoyo menyebutkan bahwa tulang panggulnya belum siap.
Diameternya saja belum mencapai 10cm sementara kepala bayi yang lahir sekitar 9,8 cm.
Dengan begitu persalinan tidak berjalan dengan baik dan tentu saja tidak melahirkan anak dengan kondisi yang baik.
Tak hanya itu, tulang bayi pun rupanya terbentuk dari kalsium milik ibunya kalau hamil di usia belasan.
Alhasil tulang ibu yang harusnya masih bertumbuh justu mengalami pemberhentian dan jadilah postur tubuhnya pendek.
"Tulangnya diambil dari tulang ibunya, ibunya harusnya masih tambah padat, berhenti tumbuhnya, ibunya jadi pendek. Kalau ibunya pendek, di usia 50 tahun mudah keropos dan orang pendek menghasilkan yang pendek dan keterbatasan otak," ujar dr. Hasto.
Selain itu perceraian pun bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting.
Pasalnya dari perceraian besar kemungkinan orangtua akan kurang memerhatikan anak-anaknya.
Alhasil nutrisi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh kembangnya justru tidak diberikan dengan baik.
dr. Hasto juga membagi penyebab stunting dalam tiga kelompok yaitu tidak langsung, intermediet, dan langsung.
Penyebab tidak langsung yaitu sanitasi, pendidikan, sosial-ekonomi, dan kemiskinan.
Intermediet yaitu jarak antar anak, jumlah anak, dan usia ibu.
Sementara langsung yaitu nutrisi, ASI, dan penyakit yang diderita ibu ataupun anak.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR