Nakita.id – Bukan dengan emosi, begini cara menghadapi anak yang tantrum.
Tantrum atau ledakan emosi merupakan hal yang wajar terjadi pada anak-anak.
Biasanya saat berusia satu hingga lima tahun, Si Kecil mulai bisa menunjukkan emosinya.
Penyebabnya pun bisa macam-macam.
Ada anak yang emosi karena merasa lapar, lelah, stres, atau frustasi. Namun, ada pula anak yang tantrum karena ingin mencari perhatian atau mendapatkan sesuatu.
Baca Juga: Sering Kali Minder Karena Penghasilan Istri Lebih Besar? Ini Solusi Terbaik untuk Dads
Kondisi ini biasanya terjadi ketika sedang berada di luar rumah atau misalnya saat mengajak Si Kecil ke mall.
Biasanya, saat keinginannya tidak dituruti, anak akan marah, berteriak, menangis meronta-ronta, atau bahkan berguling-guling di lantai.
Jika Moms pernah mengalami kondisi tersebut dan bingung bagaimana menghadapinya, tak perlu khawatir.
Moms bisa mencoba tips ampuh dari Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara dari Keraton Yogyakarta.
Dalam acara yang bertajuk ‘Anger Management: A Must Need for Parents’ kolaborasi Sonora Parenting dan Nakita.id, Jumat (22/1/2021), Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara dari Keraton Yogyakarta memberikan sejumlah tips mudah untuk para Moms saat menghadapi Si Kecil yang sedang marah.
Menurut GKR Bendara, ketika anak sedang tantrum, cara terbaik untuk menghadapinya adalah dengan membiarkannya meluapkan emosinya terlebih dahulu.
Meski begitu, Moms tetap berada di samping Si Kecil ya, demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti contohnya anak melukai dirinya sendiri.
“Sebenarnya kita biarkan dulu dia melewati tantrum tersebut. Yang perlu kita lakukan adalah tidak perlu megang, lebih baik kita biarkan saja.
Yang penting kita di sebelahnya melihat dia, jangan sampai anak terluka, kita tungguin dia, supaya anak-anak sadar kita ada di samping mereka. Tapi, biarkan anak meluapkan emosinya terlebih dahulu,” ungkap GKR Bendara.
Ketika emosi Si Kecil mulai mereda, baru Moms bisa tanyakan tentang kondisi anak.
“Setelah agak mereda, kita gandeng tangannya, baru kita ajak duduk bareng dan bertanya, ‘Ada apa?’, ‘Kenapa kamu seperti ini?’, ‘Apa yang kamu rasakan?’,” sambungnya.
Hal lain yang tak kalah penting ketika bersama anak adalah membentuk perjanjian di awal dengannya.
Perjanjian yang dimaksud agar anak sudah memiliki gambaran apa yang boleh dan tidak boleh ia lakukan.
“Jadi memang sudah harus dipersiapkan sedari awal sebelum pergi ke mal. Kita jelaskan tujuan kita ke mal apa, kalau anak tiba-tiba meminta sesuatu di luar itu, beri pengertian bahwa kita akan membelikannya di lain waktu,” ujar GKR Bendara dalam wawancara kolaborasi Sonora Parenting dan Nakita.id.
“Jadi, kalau mau pergi ke luar rumah itu, kita harus ada barikade-barikadenya. Anak-anak itu lebih tenang kalau kita sudah memberi tahu apa yang akan terjadi di suatu tempat,” lanjutnya.
Dengan membentuk perjanjian di awal, Si Kecil pun diharapkan bisa berkomitmen dan bertanggung jawab atas apa yang sudah disepakati dengan orang tua.
“Kita harus membangun pemikiran, ‘Kalau kamu sudah menyetujui akan sesuatu, kamu harus berkomitmen dan bertanggung jawab’,” kata GKR Bendara.
“Jadi, apapun perkataan yang keluar dari anak kita, itu menjadi komitmen yang nantinya akan sangat bagus untuknya ketika dewasa,” pungkasnya.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR