“Karena biasanya kalau awal kehamilan itu kan nyerinya bisa terjadi karena perkembangan kehamilannya, ya. Misalnya, kehamilan semakin besar, rahim juga membesar, jadi bisa menekan organ sekitar yang ada di perut,” ungkap dr. Gorga.
“Itu juga bisa menimbulkan rasa nyeri juga. Kadang aktivitas yang berlebihan juga bisa menimbulkan rasa kram,” lanjutnya saat dihubungi secara virtual oleh Nakita.id.
Sementara itu, bila sakit kram karena keguguran, nyeri yang dirasakan ibu hamil biasanya akan begitu parah.
“Tapi, kalau keguguran, tentu berbeda. Nyeri yang muncul pasti akan sangat sakit dan darah yang keluar akan sangat banyak. Ya memang ada yang ringan sampai berat, tapi biasanya darah yang muncul akan terus menerus, karena ada prosea pembukaan mulut rahim atau serviks,” jelas dokter yang praktik di RSU Bunda Jakarta ini.
Tak hanya itu, sakit kram tersebut juga umumnya disertai dengan keluarnya darah yang tidak kunjung hilang meski sudah beristirahat.
“Tanda yang paling signifikan adalah keluarnya darah terus-menerus dan banyak walaupun pelan-pelan. Dipakai istirahat juga tidak hilang. Sedangkan, kalau kram biasa lalu istirahat karena mungkin kecapekan kan biasanya akan hilang atau berkurang,” pungkas dr. Gorga dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Kamis (18/2/2021).
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR