“Jadi, kalau misalnya ada kematian bayi, kita akan melakukan evaluasi. Kalau dari sisi ibu, yang paling sering terjadi adalah adanya penyakit-penyakit kronis, misalnya diabetes mellitus atau kencing manis, darah tinggi, dan lain-lain,” ungkap dr. Tria saat dihubungi secara virtual oleh Nakita.id, Rabu (17/2/2021).
Selain penyakit kronis sang ibu, cacat bawaan yang dialami oleh sang bayi juga bisa mengakibatkan kematian dalam kandungan.
“Kalau bayi, mungkin ada kelainan cacat bawaan yang membuatnya tidak bisa bertahan,” lanjutnya.
Bukan hanya itu, plasenta atau tali pusat janin juga tak kalah pentingnya untuk diperhatikan.
Pasalnya, kematian janin dalam kandungan ternyata bisa diakibatkan oleh masalah pada tali pusat.
“Sedangkan, dari plasenta atau tali pusat, apakah ada masalah? Misalnya, plasenta atau tali pusatnya kecil, atau mungkin ada pilinan di tali pusatnya,” kata dr. Ruswantriani SpOG, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RSU Bunda Jakarta.
“Jadi, kadang ada tali pusatnya terpuntir, tersimpul, atau bahkan terlepas dari tempatnya. Itu bisa terjadi walaupun jarang. Jadi, tetap harus kita evaluasi tiga hal tersebut,” tutupnya.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR