Nakita.id - Kondisi kesehatan Ashanty terus menjadi perhatian publik sejak dikabarkan positif Covid-19.
Bukan tanpa sebab, Ashanty diketahui mempunyai penyakit bawaan autoimun yang bisa memperparah kondisinya.
Dan benar saja, istri Anang Hermansyah ini dikabarkan sempat drop sampai harus dilarikan ke rumah sakit.
Melihat kanal Youtube 'The Hermansyah A6', Anang menjelaskan kondisi istrinya yang sempat kritis.
Selain karena autoimun, Ashanty disebut mengalami kondisi pengentalan darah yang membuatnya semakin sulit bernapas.
"Jadi kemarin itu memang ada masa kritisnya, masa kritis bunda itu sangat membingungkan kita semua karena d-dimernya tinggi."
"Bisa tidak tertangani kalau tidak segera dibereskan dulu masalah pengentalan darahnya," terang Anang Hermansyah.
Melansir dari Kompas.com, lantas apa sebenarnya kondisi d-dimer yang dialami oleh Ashanty dan dirasakan banyak pasien positif Covid-19?
Menurut dokter spesialis penyakit dalam, dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, Sp. PD-KPsi di dalam tubuh kita ada fragmen protein yang berguna untuk pembekuan darah.
Pria yang akrab disapa dokter Koko ini menjelaskan kalau darah membentuk gumpalan atau pembekuan darah untuk menutup dan memulihkan luka.
Namun dalam kasus Covid-19 tertentu, ada kondisi di mana pasien mengalami hiperkoagulabilitas sehingga darah lebih mudah menggumpal.
Dokter mengatakan kalau d-dimer normal hanya berkisar 0,5 miligran per liter.
Artinya, semakin tinggi d-dimer maka akan semakin rentan orang mengalami penggumpalan darah.
" D-dimer adalah penanda potensial terjadi pengentalan darah," terang dokter Koko.
Yang menjadikan berbahaya adalah ketika darah menggumpal, orang akan lebih berisiko mengalami penyakit kardiovaskuler, seperti stroke dan serangan jantung.
"Ketika seseorang mengalami pengentalan darah yang tak diantisipasi, bisa disusul dengan penggumpalan darah yang membentuk trombus dan atau emboli," jelasnya.
Pada penyitas Covid-19, kondisi d-dimer ini yang membuat gejala penyakitnya semakin parah.
Melansir Medical News Today, meskipun belum diketahui secara pasti bagaimana virus SARS-CoV-2 menyebabkan kematian.
Laporan klinis menunjukkan bahwa orang dengan Covid-19 parah mengembangkan pnemonia, sindrom gangguan pernapasan akut dan kegagalan banyak organ.
Sedangkan kondisi gejala Covid-19 yang parah dipengaruhi oleh usia serta penyakit bawaan dari penyitas.
Dalam kasus yang parah, kondisi ini dapat menyebabkan peradangan di paru-paru dan sesak napas.
"Dari analisis semua data medis, laboratorium, dan pencitraan yang tersedia saat ini tentang Covid-19, menjadi jelas bahwa gejala dan tes diagnostik tidak dapat dijelaskan hanya dengan gangguan ventilasi paru," ujar Profesor Edwin van Beek dari Queens Medical Research Institute di Universitas Edinburgh di Inggris.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Kompas.com,YouTube |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR